Siapkah Rosemary Mempertanggungjawabkan Karyanya di Pengadilan Musik #5?

Siapkah Rosemary Mempertanggungjawabkan Karyanya di Pengadilan Musik #5?

Special program DCDC yang selalu ditunggu-tunggu Coklatfriends, yaitu Pengadilan Musik, bakal dihelat kembali di akhir bulan Juli ini. Cihuy! ‘Tersangka’ yang kali ini harus bersiap-siap mendapat cecaran dari Pidi Baiq dan Budi Dalton adalah band yang disebut-sebut menyebarkan ‘virus’ skatepunk di Indonesia. Yap. Nggak salah lagi, mereka adalah grup band asal kota Bandung, Rosemary.

Sampai saat ini, perjalanan Rosemary dalam bermusik sudah menorehkan catatan yang cukup panjang. Berawal dari sekumpulan remaja penggemar skateboard yang rutin berlatih di Taman Lalu Lintas Bandung, Rosemary lalu terbentuk pada tahun 1997 karena ternyata anak-anak ini juga memiliki minat yang sama dalam bermusik. Sempat hiatus selama beberapa tahun karena salah satu pentolannya, Indra Gatot, sibuk melanglang buana dalam berbagai kompetisi skateboard hingga ke negeri seberang, Rosemary baru menemukan nyawanya kembali pada tahun 2002 dan akhirnya menelurkan album pertama bertajuk self-titled ‘Rosemary’ empat tahun kemudian.

Sebagai frontman, Indra Gatot mengaku bahwa dunia skateboarding membawa pengaruh besar bukan hanya bagi dirinya pribadi, melainkan juga bagi musik-musik Rosemary. Nggak heran kalau sebagian besar lagu yang mereka ciptakan kemudian merupakan lagu-lagu dengan irama punk yang merepresentasikan kedinamisan seseorang ketika bermain skateboard. Lekatnya dunia skate dan musik punk yang menjadi pedoman Rosemary ini membuat Gatot mencetuskan nama ‘WARS’.

Pada awalnya, WARS dibuat sebagai singkatan dari ‘We are Rosemary Skatepunk’. Nama ini merupakan identitas yang dipakai Rosemary untuk menyebut diri mereka sendiri. Namun begitu, seiring dengan berkembangnya jumlah penggemar Rosemary di berbagai kota di Indonesia, para fans fanatik ini dengan sendirinya mengklaim nama ‘WARS’ dan memelesetkan kepanjangannya menjadi ‘We are Skatepunkers’. Sampai saat ini, WARS memang dikenal sebagai nama fan base Rosemary yang selalu setia hadir di mana pun Rosemary beraksi. Ya, fanatisme WARS ini bisa dibilang mirip dengan Oi dan Slankers terhadap idolanya masing-masing.

Support yang selalu diberikan WARS pada grup band kesayangannya ini menjadi motivasi tersendiri bagi Gatot dan kawan-kawan untuk tetap berkarya. Di tahun 2016, sambil mempersiapkan materi-materi lagu untuk album ketiga, Ink Mary menciptakan sebuah lagu yang pada bulan April lalu diluncurkan sebagai single terbaru Rosemary. Lagu berjudul ‘Brother Sister’ itu menceritakan bagaimana musik dapat menyatukan massa dan menghilangkan perbedaan-perbedaan di antara mereka. Lagu ini terinspirasi dari kebersamaan serta persaudaraan yang dijalin teman-teman WARS, dan tentunya memang didedikasikan bagi mereka yang tak pernah berhenti mendukung Rosemary hingga saat ini.

Single ‘Brother-Sister’ ini lah yang akan ‘diadili’ di Pengadilan Musik #5 nanti. Seperti apa proses kreatif di balik pembuatan lagu ‘Brother Sister’? Mengapa lagu ini menggunakan judul dalam Bahasa Inggris, padahal liriknya berbahasa Indonesia? Apa yang sebenarnya ingin Rosemary sampaikan melalui ‘Brother Sister’, dan layakkah lagu ini diperdengarkan kepada masyarakat setanah air? Semua jawabannya bisa kalian dapatkan di persidangan à la DCDC yang tentunya sayang untuk dilewatkan. Pastikan tanggal 31 Juli nanti kalian hadir di Kantinnasion The Panasdalam Jl. Ambon 8A Bandung untuk menjadi saksi rekam jejak Rosemary dalam mempertanggungjawabkan karya terbarunya. See you, Coklatfriends!

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner