Refleksi Grup Musik Catatan Kaki Tentang Tragedi Kelam di Palangka Raya

Refleksi Grup Musik Catatan Kaki Tentang Tragedi Kelam di Palangka Raya

Sumber foto : Press release Catatan Kaki

Lagu berjudul "Sekolah Kam Menghitam" bercerita tentang kejadian kelam yang terjadi pada Juli 2017 di kota Palangka Raya, tentang 8 gedung sekolah yang dibakar secara berantai dalam waktu yang berdekatan.

Palangka Raya tidak ingin ketinggalan dalam melahirkan grup musik potensial seperti dengan apa yang terjadi di kota besar lainnya di Indonesia. Lewat sebuah grup musik bernama Catatan Kaki, Palangka Raya jadi punya wakil yang menyuarakan apa yang terjadi disana melalui musik. Tentang Catatan Kaki sendiri, awalnya grup ini adalah adalah orkes pop (yang menurut istilah mereka) berbasis kenyataan, berakar, dan tumbuh sejak tahun 2016 lalu di kota Palangka Raya, yang sebelumnya dikenal lewat proyek musik bernama Panggung Herman. Sampai kemudian pada Februari 2018, bersama kedua temannya Yoga U.P dan Novan Primadana, yang kerap membantu pada proses rekaman maupun di atas panggung, mereka bertiga melebur menjadi satu grup musik yang disepakati bernama Catatan Kaki.

Mendekati usia satu tahun pasca perilisan album pertama mereka yang berjudul Keluh Kisah, akhirnya mereka merilis lagu baru berjudul “Sekolah Kami Menghitam”. Sebuah lagu yang menuturkan kejadian kelam yang terjadi pada Juli 2017 di kota Palangka Raya, tentang 8 gedung sekolah yang dibakar secara berantai dalam waktu yang berdekatan. Mirisnya lagi, 7 dari 8 gedung sekolah yang dibakar adalah gedung sekolah dasar (SD). Hal itu kemudian diaplikasikan dalam bentuk lirik, dari sudut pandang para korban, yakni pelajar yang gedung sekolahnya dibakar.

Dari rilisan pers yang DCDC terima, lagu ini ditulis oleh Herman sekitar akhir 2017-an, liriknya diambil dari puisi tulisannya dengan judul yang sama. Dalam prosesnya lirik lagu ini mengalami dua kali perombakan, sampai akhirnya pada pertengahan tahun 2018 ini lagu tersebut direkam, dengan berbagai cerita dan ‘drama’ pada prsoes kreatifnya, seperti misalnya data rekaman pada komputer studio RA Records tempat mereka merekam lagu tersebut yang mengalami kerusakan, dan data tak bisa diselamatkan, hingga hanya tersisa renderan bentuk mp3, dengan audio mentahan dari artefak rekaman pertama lagu tersebut.

Akhirnya pada September 2018 lagu tersebut direkam ulang dengan beberapa pembaharuan, dan sudah bisa disimak melalui kanal youtube Folkslokal, sebuah media musik online yang berkonsentrasi mewadahi karya musik folk jalur independen dalam negeri melalui media video youtube.

BACA JUGA - Menggambarkan Semangat Anak Muda Dalam Single Terbaru Anolian

View Comments (1)

Comments (1)

  • catatankaki
    catatankaki
    31 Oct 2018
    Terima kasih DCDC
You must be logged in to comment.
Load More

spinner