Proses Panjang Analog Modular Terbayar Lewat Self Titled EP

Proses Panjang Analog Modular Terbayar Lewat Self Titled EP

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Analog Modular

Mini album dari Analog Modular ini berisi 4 lagu yang variatif dari segi tema dan arransemennya, lengkap dua single lagu baru yang jadi amunisinya, yaitu lagu berjudul “Waktu” dan “Psikadelik Venus”

Proses panjang AnalogModular kini terbayar sudah, mereka kembali menyiarkan karya terbaru di pertengahan 2021. Meski sempat kerepotan di awal,  grup musik berformasi trio yang tediri dari Non Marisya (vokal), Koseng (synthesizer, drum loop) dan Bodink 13 (synthesizer, keyboard, gitar, vokal) ini melepas EP Self Titled . Mini album ini sendiri berisi 4 lagu yang variatif dari segi tema dan arransemennya. Selain dua lagu yang pernah dirilis beberapa waktu sebelumnya, di mini album kali ini Analog Modular juga menambahkan dua single lagu baru yang jadi amunisinya, yaitu lagu berjudul “Waktu” dan “Psikadelik Venus”.

Debut single “3 Hari Melupakan Dunia” yang dirilis pada bulan November 2020 disusul single ke duanya “Hei Morales” pada awal tahun 2021 lalu tersebut digenapkan dengan perilisan dua single baru mereka, “Waktu” dan “Psikadelik Venus”. Menariknya, pada single “Psikadelik Venus” Analog Modular menggandeng sahabat lama mereka, Chandra Johan atau akrab dipanggil Che (Cupumanik dan Konspirasi) yang menyumbang suara di lagu ini.

Nama besar Che yang lebih dikenal sebagai vokalis yang mengusung genre musik grunge, berpadu dengan lantunan suara khasnya Non Marisya yang karakternya cenderung lebih nge-pop. Sungguh menjadi sebuah kolaborasi yang sangat unik dan layak disimak karena berhasil menyerap keadaan sosial dan psikologis saat ini.

Beranjak dari rasa bosan atas keseharian yang dijalankan, beat dari “3 Hari Melupakan Dunia” memang menghentak, tepat sebagai amunisi pengusir rasa suntuk. Nada ceria dan lirik catchy di dalamnya sanggup membawa para pendengar berada dalam suatua perjalanan optimis menuju tempat impian.

Bergeser ke “Hei Morales”. Balutan new wave juga unsur balada terasa kental auranya di single ini. Terkesan jauh lebih modern dan mematangkan laju Analog Modular dalam bermusik. Meski sediki terkendala ketika proses pengerjaan single, tidak lantas menjadi batu sandungan yang berarti. Bongkar pasar aransemen, kesulitan pengaturan jadwal rekaman ditambah kesibukan masing-masing personil dan file/data track recording yang seketika lenyap, harus dibuat ulang..

Lalu single “Waktu” yang danceable, namun penuh ironi di sisi terkelamnya terjait dalam barisan liriknya, “telah tiba disana terlihat mereka bahagia. cerah yang terpancar dari raut wajah menikmati waktu dengan tersenyum. dan aku masih disini, masih bertaruh dengan waktu, hari terasa lambat namun semuanya terlihat cepat, jalan yang kupilih, arah yang kutuju, masih samar, belum terlihat jelas,”

EP pun ditutup dengan nomor terakhir yang paling ekspresif, “Psikedelik Venus”. Banyak sekali kendala dalam proses take vokal lagu “Psikadelik Venus”, salah satunya karena masalah jarak dan kebijakan pembatasan berpergian di tengah situasi pandemi. Komunikasi personil Analog Modular dengan Che (yang kebetulan tinggal di Jakarta-red.) praktis hanya dilakukan lewat pesan singkat saja. Namun sepertinya Che cukup tanggap dan mengerti betul ketika dia harus mengarahkan dan mengeksplor sendiri vokalnya di lagu tersebut, hasilnya makin mempertajam karakter lagu tersebut. Dikutip dari siaran persnya, Analog Modular menuturkan harapannya akan perilisan EP ini yang mereka harapkan bisa menjadi alternatif bagi penikmat musik tanah air untuk mengusir segala kebosanan yang ada dalam hari-hari mereka dan lebih menghargai waktu.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner