Mengenal An Intimacy Lebih Jauh

By : Bobby Agung Prasetyo

Dalam beberapa tahun terakhir, Bandung dihadapkan dengan masalah akan semakin minimnya ruang bermusik berupa panggung-panggung kecil atau micro gig. Skala acara yang mayoritas bersifat massal dan megah, seolah tidak memberikan peluang bagi musisi-musisi baru untuk berkembang. Situasi ini ditakutkan dapat berujung pada matinya regenerasi kreativitas.

An Intimacy merupakan upaya yang lahir untuk mengantisipasi hal tersebut. Tujuannya jelas, seperti yang terpampang di atas, menghidupkan kembali micro gig rutin bagi musisi-musisi baru dari berbagai macam genre. Konsepnya yang sederhana serta menembus batas antara musisi dan audiens, diharapkan mampu menciptakan atmosfer akrab nan hangat. An intimacy adalah rekoleksi keintiman; sebuah momentum yang berawal dari kegelisahan.

Bertempat di Lou Belle Shop, “An Intimacy Vol. I” menghadirkan Under The Big Bright Yellow Sun, Dio Creatura, dan The Devil and The Deep Blue Sea. Lalu, Alvin & I, Zaggle Griff, Lucas & AB, serta Echolight meramaikan “An Intimacy Vol. 2”. Gelarannya yang ketiga pada November lalu menampilkan Ellipsis, The Pilsner, The Fox and The Thieves, Space and Missile, dan Rusa Militan. Secara luas, “An Intimacy” tidak hanya berusaha mengangkat musik, tapi juga bidang kreatif lain seperti sinematografi dan kuliner.

Dalam skema industri musik Indonesia, Bandung dikenal sebagai salah satu kota yang rutin menghasilkan talenta-talenta berkualitas. Nama-nama seperti Pure Saturday, Mocca, hingga The S.I.G.I.T, tentu sudah tidak asing lagi di telinga para pelaku dan penikmat musik Bandung. Regenerasi yang baik juga tercipta akibat kuatnya semangat dan budaya kebersamaan. Maka dari itu, dengan menargetkan diri untuk ada setiap bulan, An Intimacy berusaha terus berkembang, menambal kekurangan, dan mempersolid jaringan. Ibarat mata rantai yang mengangkat benda besar, momentum ini tidak boleh terputus.

Sampai Jumpa di An Intimacy Vol.5 CoklatFriends…