Mempresentasikan Rock 'n Roll Khas Indonesia ke Publik Eropa

Mempresentasikan Rock 'n Roll Khas Indonesia ke Publik Eropa

Di London, Inggris, konser diadakan di Rich Mix, yang bertempat di Bethnal Green Road, London, pada 20 Oktober. Lebih dari seratus orang memadati venue kecil ini. Suasana intim, penonton yang sangat apresiatif, dan banyaknya diaspora Indonesia yang hadir membuat acara ini terasa seperti berada di gigs di Indonesia. Salah satunya WNI yang hadir adalah mbak Elshinta, putri dari Oom Yos, pemilik dari Irama Record dan media Elshinta. Beliau sangat membantu dalam persiapan belakang panggung di London, terlebih ada insiden kecil yang membuat Indische Party dan Flower Girls kelabakan sesaat sebelum naik pentas.

Sehari setelahnya, Indische Party, Flower Girls, dan David Tarigan bertolak ke Brussels, Belgia, untuk bermain di Les Brigittines, sebuah gereja tua berumur lebih dari 300 tahun yang disulap menjadi lokasi pertunjukkan musik. Konser diadakan pada 21 Oktober, tepat pada Sabtu malam waktu setempat. Penonton di sini lebih variatif. Lebih dari 500 orang memadati venue. Mereka datang dari Italia, Austria, bahkan Brazil. Sangat sedikit WNI yang hadir. Respon yang diterima oleh Indische Party, Flower Girls, dan David Tarigan betul-betul di luar dugaan. Walau tak mengerti bahasa yang dinyanyikan, terutama lagu-lagu Dara Puspita yang 90% berlirik Indonesia, mereka berdansa sejak lagu pertama hingga akhir, bahkan meminta encore.

Flower Girls juga mengajak Indische Party dan David Tarigan naik ke atas panggung untuk menyanyikan lagu terakhirnya, “Ba Da Da Dum”. Seusai tampil, banyak dari penonton yang menghampiri dan mengatakan bahwa mereka tak menyangka bahwa ada musik seperti ini dari Indonesia. Mereka menyangka bahwa Indonesia adalah negara konservatif seperti yang dilihat di media. Begitu pula dengan aksi David Tarigan. Seusai konser, penonton langsung berpindah ke area DJ untuk menikmati lagu-lagu Indonesia dari era 60-an hingga 70-an. David “dipaksa” bermain hingga lima jam karena penonton yang tak kunjung pulang hingga jam empat dini hari.

Japs Shadiq, vokalis Indische Party, memiliki kesan tersendiri untuk tur ini, “kami semua bahagia. Berpindah empat negara dalam waktu dua minggu (Indische Party sebelumnya juga melakukan tur ke Malaysia), tak pernah terbesit sama sekali dalam pikiran kami untuk bisa melakukan ini. Kami menyangka rekaman di Abbey Road Studio adalah pencapaian tertinggi, tetapi bisa menjalani tur ini dan melihat respon penonton begitu antusias, kami menjadi penasaran dengan apa yang akan terjadi berikutnya,” ujarnya.

Sedangkan Yuyi Trirachma, bassist dan vokalis Flower Girls mengatakan, “kaget pertama kali diminta oleh penyelenggara untuk membuat sebuah band tribute untuk Dara Puspita. Bangga, haru, excited, takut, semua campur aduk. Tetapi semua terbayar dengan seluruh suka ria perjalanan dan acara yang seru, ditambah dengan suportifnya pendukung acara, penyelenggara, kurator, sound engineer, security, hingga penonton, itu semua membawa kesan tersendiri yang melekat hingga kami pulang ke Jakarta”, terangnya.

 

A post shared by Indische Party (@indischeparty) on

Foto diambil dari rilisan pers Indische Party.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner