“Left To Burn” : Sebuah Ajakan Untuk Menghadapi dan Menyelesaikan Problema Secara Dewasa dari Coldhaven

“Left To Burn” : Sebuah Ajakan Untuk Menghadapi dan Menyelesaikan Problema Secara Dewasa dari Coldhaven

Sumber foto : Diambil dari siaran pers Coldhaven

Single “Left to Burn” merupakan unek-unek pribadi, tentang menyikapi banyak permasalahan dalam hidup yang juga dialami banyak orang

Dari sekian banyak musisi/band yang terjun di industri musik dalam negeri, umumnya telah kita akui dan ketahui, beberapa diantaranya bahkan tak sedikit telah berbicara banyak ke skala yang lebih luas yaitu dunia musik internasional. Dan kini, didukung dengan berbagai penyedia layanan pemutar musik digital, dan aneka ragam pola hubungan terkait kecanggihan internet atau sering kita sebut ‘algoritma’, teman-teman musisi di Indonesia dengan jelas memiliki kesempatan terbuka untuk menjaring pendengar seluas-luasnya.

Begitupun dengan salah satu unit modern metalcore asal kota Yogyakarta ini, Coldhaven. Meski terbilang sebagai pendatang baru, radar musik mereka telah meluas hingga menjangkau telinga ‘metal head’ negeri Paman Sam, Amerika Serikat. Dan yang cukup menarik, diperhatikan dari data statistik yang diambil dari dashboard milik Polarity Records (label rekaman yang bekerjasama dengan Coldhaven), menjelaskan bahwa secara keseluruhan pendengar Coldhaven didominasi dari United States (US) atau Amerika Serikat.

Setelah sukses dengan perkenalan melalui dua single terdahulu “Sea of Memories” dan “No Shore” yang dirilis tahun lalu, Coldhaven kembali dengan melepas satu buah nomor bertitel “Left to Burn”, yang telah beredar secara digital, lengkap dengan video klip yang telah tayang pada saluran resmi YouTube mereka. Disinggung langsung oleh Argha Dichandra selaku vokalis, “Left to Burn” merupakan unek-unek pribadinya tentang menyikapi banyak permasalahan dalam hidup yang juga dialami banyak orang. Juga, dalam “Left to Burn”, pendengar diajak untuk menghadapi dan menyelesaikan problema mereka dengan dewasa. 

"Liriknya lebih ngasih tahu seberapa sulitnya bagi orang yang nggak terbiasa terbuka dan memendam semuanya sendiri. 'Left to Burn' ngasih pandangan tersendiri dari orang yang ngerasa bahwa nggak semua hal atau masalah itu perlu/bisa dijelasin," tambah pria yang akrab disapa Gaga ini.

Untuk proses penggarapan single terbaru mereka ini, Coldhaven bekerja secara mandiri dalam proses produksi audio dari mulai workshop, recording, sampai proses mixing dan mastering. Ketika menggarap proyek single ini, workshop dan perekaman instrumen, kecuali drum dan vokal, dilakukan di studio Polarity Audio Indonesia. Proses perekaman instrumen drum dilakukan di studio milik Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta, karena mereka mendapat fasilitas dukungan rekaman gratis disana. Sedangkan untuk sesi pengambilan suara vokal, dilakukan di Rumah Tua Records. Namun, ada perbedaan secara teknis dalam pengerjaan single “Left to Burn” ini. Kali ini mereka melangsungkan rekaman audio hingga pembuatan video klipnya secara LDR alias jarak jauh.

"Karena sekarang Harlend gitaris kami berada di Kalimantan dan belum akan ke Jogja dalam waktu dekat, bagan musik kami buat dulu. Kemudian kami kirim ke Harlend untuk merekam gitar di sana. Video klip juga demikian. Harlend take gambar terpisah dan sisanya dilakukan di Jogja, lalu disatukan saat editing," ungkap Ian Anatha.

Langkah bermusik Coldhaven selanjutnya telah sampai pada proses penyelesaian album perdana mereka yang diharapkan rampung pada pertengahan tahun, dengan target di akhir tahun ini album mereka sudah beredar dan sampai di telinga metal head secara luas, domestik maupun luar negeri.

"Album pertama ini nantinya akan sangat penting bagi Coldhaven karena sebagai bentuk bukti eksistensi dan tanggung jawab para personel dalam berkarya. Setelah rilis kami juga berencana melakukan promo tur di beberapa kota. Tak menutup kemungkinan kami juga akan mencari peluang panggung-panggung mancanegara," Tutup Ian Anatha. Simak rilisan terbaru dari Coldhaven bertitel “Left to Burn” yang telah beredar sejak 13 Maret 2023 lalu.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner