Kontradiksy, “The Truth”, dan Kekalutan Perasaan Dengan Gagasan Tropicalia rock

Kontradiksy, “The Truth”, dan Kekalutan Perasaan Dengan Gagasan Tropicalia rock

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Kontradiksy

Lagu “The Truth” dibalut romansa perasaan cemburu kepada pasangan, namun kadarnya tetap dijaga dengan elegan dan terkesan tetap teguh dan bermotif positif

Konsep duo dalam khasanah dunia musik tanah air jadi satu hal yang pernah menjadi primadona dengan sederet grup duo yang berhasi muncul ke permukaan. Namun tren kemudian berubah dengan banyak dinamika dan pola industri musik di tanah air. Meski begitu, konsep duo dalam bermusik nyatanya masih diamini oleh Diksy Singadiwarja (vokal, gitar) dan Ade Kiriwenno (gitar), yang kemudian mewadahi pola kreasinya dalam sebuah grup bernama Kontradiksy. Menawarkan diri dengan gagasan tropicalia rock, Kontradiksy kemudian datang dengan sederet kekalutan perasaan waham manusia dalam karyanya, termasuk yang coba mereka angkat ke permukaan, lewat single berjudul “The Truth”.

Lebih jauh berkisah tentang lagunya, menuru mereka lagu “The Truth” sendiri merupakan cerita atau kisah nyata yang dialami langsung oleh lingkungan personal Kontradiksy, mereka mengambil atau meminjam ceritanya untuk dituangkan ke dalam sebuah lagu utuh. Liriknya bercerita tentang perasaan waham (suatu keyakinan seseorang yang tidak sesuai dengan kenyataan, yang tetap dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran yang tidak terkontrol-red) lawan jenis. Berbalut romansa perasaan cemburu kepada pasangan, namun kadarnya tetap dijaga dengan elegan dan terkesan tetap teguh dan bermotif positif.

Diakui pula oleh mereka jika pesan dari “The Truth” mengarah pada, bahwasanya diam tidak serta-merta berarti sebuah kebohongan, karena bohong secara harafiah adalah mengatakan yang tidak sebenarnya terjadi. “Saya melihat dengan cerita ini jadi banyak pelajaran tentang bagaimana caranya menerapkan konsepsi saling percaya satu sama lain dengan segala jenis pertarungan,” ujar Diksy.

Sedangkan secara musik, lagu “The Truth” menawarkan gagasan ragam nada dari hasil kawin silang tropicalia rock yang manis dan bebunyian harta karun dari era kejayaan rock Americana. Hasilnya jelmaan musik yang seolah merupakan anak haram legenda Mississippi dengan kadarnya yang romantik. Taburan tuts piano, gitar melodius yang beradu padu dengan kerapuhan pukulan drum dan vokal lirih menjadi apa yang tersaji selama hampir 4 menit.

“The Truth” dikerjakan di Studio Garunggang 68 & Pohaci Studio, Bandung, pada akhir tahun 2020. Sesi rekamnya turut dibantu oleh Rengga  (Lose It All, Littlelute, Aido Audio) pada bass dan gitar—ia juga didapuk sebagai arranger lagu; Jun (Uncle Traff) pada tuts piano dan Obet (Tataloe, Vertigo). Sedangkan untuk hasil akhir audio atau mixing dan mastering, prosesnya digarap di Holimix Studio, dan ditangani langsung oleh Azi (Lose It All, Good Boy Badminton).

Sebagai tambahan, kabarnya Kontradiksy sedang menjalani proses rekaman untuk mini album perdana yang jika tidak ada aral melintang akan dilepas pada akhir tahun 2021. Sembari menunggu albumnya rampung, simak terlebih dahulu single “The Truth” melalui tautan di bawah ini.

BACA JUGA - “Duka Akhir Kemarau” : Soundtrack Sedih Indische Party Untuk Orang Terkasih

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner