Fox Fort Turut Bergerak di Tengah Gejolak Musik Rock Tanah Air

Fox Fort Turut Bergerak di Tengah Gejolak Musik Rock Tanah Air

Pada Bulan Oktober mendatang, kelima pemuda ini siap menggebrak ranah musik independen melalui sebuah Extended Play.

Kabar gembira untuk penikmat musik Alternative Rock dan Grunge! Fox Fort akan segera merilis EP bertajuk World. Setelah sebelumnya mendistribusikan EP tersebut secara terbatas, kini Fox Fort akan segera merilis EP World ke khalayak umum. Mereka berencana akan membagikan EP World secara cuma-cuma pada saat showcase yang rencananya akan digelar pada Bulan Oktober mendatang di Bandung dan Jakarta. Informasi tersebut didapat melalui manajer Fox Fort, yaitu Hafiz.

Band yang didirikan tahun 2014 ini beranggota lima orang pemuda yang bertemu di sebuah kampus di Kota Bandung. Mereka disatukan karena memiliki hobi dan passion yang sama di bidang musik. Mereka adalah Arga (vokal & gitar), Anyu (drum), Valdy (vokal latar & gitar), Lukman (bass), dan Bayu (gitar). Dilansir dari press release, ada fakta unik di balik nama band ini. "Fox” berarti rubah dan "Fort" yang berarti benteng. Rubah adalah binatang yang selalu beraktivitas dan berpikir keras pada malam hari, sedangkan benteng memaknai suatu kekuatan dan pertahanan. Dua pengertian tersebut dikorelasikan kepada dua hal yang berkaitan dengan para personil, yaitu kebiasaan mereka tidur menjelang fajar datang di masa-masa kuliah, dan benteng yang menggambarkan materi lagu yang kuat, dan pondasi yang juga kuat serta tahan rubuh.

Genre yang diusung oleh Fox Fort mengacu pada American Sound, atau yang lebih dikenal oleh umum dengan sebutan Alternative Rock.  Selain itu, Fox Fort pun mengusung pola musik Grunge untuk mengambil nada minor pada lagu-lagu yang ada di EP World. Ada beberapa band kelas dunia yang menjadi inspirasi Fox Fort, di antaranya ialah Nirvana dan Foo Fighters.

Berbicara tentang single dari Fox Fort, "The Antonym" merupakan single yang pertama dirilis. Single ini bercerita tentang tingkah laku manusia di jaman sekarang yang mempunyai sifat tamak, ingin menang sendiri, dan congkak. Sifat tersebut lambat laut membawa kehancuran bagi dunia yang mereka pijak dan juga bagi diri mereka sendiri. Dari lagu ini, Fox Fort menggambarkan sudut pandang mereka terhadap pelaku yang melakukan perbuatan tersebut. Lalu, mereka juga menceritakan bagaimana orang-orang di masa kini melakukan kejahatan kepada alam semesta, sehingga menyebabkan global warming yang merupakan kesalahan murni dari manusia yang enggan menjaga alam ini. Materi dan lirik lagu digagas oleh Valdy, sedangkan untuk materi instrumen musik dieksekusi oleh Anyu dan Arga.

Selanjutnya, single bertitel “Slavery” dirilis. Berdurasi 4:06 menit, lagu ini sekaligus menjadi teaser dari debut EP World yang nantinya akan terdiri dari 5 buah track, yaitu "Golds", "The Antonym", "Time", "Bad Call", dan "Slavery". Sedikit berbeda dengan single pertamanya, "Slavery" kental dengan unsur Grunge dan nada-nada minor dengan lirik yang bernuansa kelam. Lagu ini mengangkat tema tentang perbudakan modern dengan upah yang tidak sepadan, pekerjaan yang tidak sesuai minat, hingga sikap para atasan yang hanya berorientasi pada profit. Proses rekaman, mixing, dan mastering single "Slavery" dilakukan di Reds Studio, Bandung. Sedangkan di departemen artwork, pengerjaan artwork Slavery dikerjakan oleh Eggy Caesario.

Foto: Hafiz Rizky Utama

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner