“Flinch”, Jalur Interkoneksi Dari Infuturo

“Flinch”, Jalur Interkoneksi Dari Infuturo

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Infuturo

Berkiblat pada post punk dan new wave, single ‘Flinch’, didominasi gitar jangly, karakter vokal yang sendu namun unik sekaligus memikat, bas beraksen yang padat dan tempo drum yang cepat - tepat

Kota Semarang pada pertengahan tahun 2019 menjadi momen bersejarah bagi Daniel Aditya (vokal, rhythm guitar), Icad (lead-guitar), Dimitri (bass), dan Candika (drum). Keempatnya memutuskan membentuk sebuah kelompok musik yang dinamakan Infuturo. Berasal dari kata dalam bahasa rumpun Melayu Maluku Utara, future yang memiliki arti “kuat” atau “teguh”. Kata ini lalu dipersonalisasi oleh para personel Infuturo menjadi nama yang membawa secita cerita. Sebuah wadah penuh harapan bagi mereka untuk dapat menjalin cerita demi cerita melalui musik yang mereka buat dalam jangka waktu yang panjang.

Meski datang dari latar belakang musik berbeda, personil Infuturo berusaha menemukan titik tengah untuk menyatukan perbedaan selera dan meleburkan referensi musik dari masing-masing kepala, dengan memainkan musik yang berkiblat pada aliran post punk / new wave era 80-an seperti The Church, The Birthday Party, Breathless dengan nuansa dream pop serta ambient seperti Kitchens of Distinction, Secret Shine, dan terdengar lebih nge-pop seperti Luna, Riverside juga The Ocean Blue sampai The Railway Childrens. Menjual kecanggungan, sedikit gelap, namun tetap dibalut manis khas indie pop. Hal ini akhirnya menghasilkan aransemen jangly ritmis nan melankolis yang denga suara distorsi gitar melodis, serta permainan bass cepat dengan ketukan beraksen yang menjadi warna dominan di lagu-lagu mereka. Salah satunya yang bisa pendengar nikmati saat ini, berjudul “Flinch”, single perdana sekaligus track pra-rilis pertama untuk album debut Infuturo mendatang.

Pengerjaan lagu “Flinch” didasari  oleh rangkaian syair yang ditulis oleh salah satu personelnya. Terinspirasi dari potongan memori hidupnya, lagu ini bercerita pengalaman tentang seseorang  mengenang kembali momen-momen paling krusial yang terjadi di dalam hubungannya pada masa lalu. Sebuah interkoneksi terpaksa namun harus terputus. Merasa ada sesuatu yang hilang dari hubungannya, ia lalu menyadari bahwa perpisahan merupakan pilihan terbaik untuk ia ambil sebagai akhir dari pertemuan tersebut.

Dibantu oleh Luthfi Maajid (RanuPani, Sugarbitter) dalam tahap mixing dan mastering dan direkam sepenuhnya di 4 kamar_rekords, Semarang. Dalam merilis single perdana “Flinch”, Infuturo turut menggandeng Irama Records sebagai rekanan yang mendistribusikan lagu ini di berbagai layanan musik digital. Menyusul, album perdana yang saat ini masih dalam proses penggarapan dan direncakan akan rilis sebagai pembuka awal tahun 2021 nanti.

Bagi mereka yang sedang dipersimpang jalan dalam sebuah hubungan yang tak menentu arahnya, lagu ini sangat layak untuk kalian putar ribuan juta kali. Semoga tercerahkan.

BACA JUGA - Empat Musisi Musik Instrumental Sumbang Karya dalam Album Split 'Sadajivva I'

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner