‘Kusir Kobam’, Cara Bendi Harmoni Tafsirkan Hingar Bingar Pemilihan Presiden

‘Kusir Kobam’, Cara Bendi Harmoni Tafsirkan Hingar Bingar Pemilihan Presiden

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Bendi harmoni

Kusir Kobam sendiri, diakui oleh mereka sebagai bentuk respon selama proses pengerjaan album, yang memang hingar-bingar dengan nuansa pemilihan presiden.

Apa jadinya jika empat orang musisi yang sebelumnya tergabung di beberapa ‘wadah’ musik yang berbeda, kemudian disatukan dalam sebuah proyek musik? Jawabannya mungkin akan tergambar oleh Andriana (The Paps), Sagit (The Paps), Rusli (saratus persen) & Dimas (Mr sonjaya), yang mencoba mengekspresikan hasrat dalam bermusiknya, yang mereka sepakati ada di bawah nama Bendi Harmoni. Lebih kurang empat tahun berjalan sejak tahun 2015, empat orang ini mengakui jika dengan latar belakang musik berbeda dari tiap personil justru menjadi sebuah keasyikan yang membangun warna Bendi Harmoni itu sendiri, sebagaimana hadir di albumnya kali ini.

Lebih jauh tentang albumnya, menurut rilisan pers yang DCDC terima, tajuk yang mereka almbil untuk albumnya ini adalah Kusir Kobam, yang mana album ini sendiri merupakan episode baru dari apa yang pernah mereka rilis pada tahun 2015 lalu, lewat sebuah EP berjudul Catatan Seekor Anjing, dalam rangka memperkenalkan diri pada penikmat musik kota Bandung.

Sedangkan tentang Kusir Kobam sendiri, diakui oleh mereka sebagai bentuk respon selama proses pengerjaan album yang memang hingar-bingar dengan nuansa pemilihan presiden. Atas hal tersebut, mereka menganalogikan kusir sebagai pemangku kuasa/pengendali dari kuda (rakyat) beserta keretanya. Sementara kobam adalah kata yang dibaca terbalik dari mabok/mabuk. Disini mereka mencoba membaca terbalik akan janji-janji “kusir” soal keindahan Indonesia Raya, bahwa ada ruang lain dalam sejarah Indonesia itu sendiri.

Dengan analogi yang terbilang menarik tadi, Bendi Harmoni kemudian mengemasnya dengan musik ala mereka, yang secara rincinya digambarkan lewat 10 lagu berisikan sedikit folk, sedikit jamaican, dan secangkir cinta yang penuh fermentasi didalamnya. Hal itu diakui mereka menjadi gambaran yang mereka rangkum pada album perdana ini.

Bebas sebebasnya, terutama dalam pikiran, menjadi titik utama yang coba mereka bagi. Dentuman drum dan bass, melodi gitar yang selalu berbuah panjang, serta lirik dengan syair keseharian, diakui mereka hanyalah bumbu dari apa yang ingin mereka sampaikan, karena dibalik itu semua ada yang lebih berbahaya dari kesederhanaan cinta dan fermentasi, yaitu kekuasaan dan fanatik buta.

Selian itu, ditambahkan pula oleh mereka Ditambahkan pula oleh mereka jika album ini mereka persembahkan agar menjadi berita bahwa berkarya bisa apa saja, dimana saja dan dengan siapa saja, karena menurut mereka “Liar Itu Emas”.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by bendiharmoni (@bendiharmoni) on

BACA JUGA - Terinspirasi Pramoedya Ananta Toer, Beranda Rumah Mangga Terjemahkannya Lewat Lagu

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner