Bangun dari Mati Suri, Infamy Kembali Menghajar Medan Tempur Musik Keras Tanah Air

Bangun dari Mati Suri, Infamy Kembali Menghajar Medan Tempur Musik Keras Tanah Air

Salah satu punggawa musik metal di sentral underground Indonesia yaitu Infamy kembali menyeruak dan memperkenalkan karya terbarunya. Setelah sempat tertidur cukup lama pasca album kedua bertajuk Hatremonial (2010), Infamy bertempur kembali dan menawarkan materi-materi berbahaya dengan konsep yang berbeda. Sebuah album yang diberi titel Harum Scarum dirilis pada pertengahan Bulan Agustus via platform digital seperti Spotify dan iTunes.

“Harum Scarum”, “The Vendetta”, “Enigma”, “Ascent of the Blessed”, “Constant Paranoia”, “Asylum”, “March of the Titans”, “Oblivion”, dan “The Witches” adalah sembilan judul lagu yang mengisi album terbaru dari Infamy. Menurut pemaparan dari Ajie, Andri, dan Jeune yang sempat ditemui beberapa waktu lalu, Harum Scarum merupakan kombinasi antara kejadian di kehidupan nyata dan kisah fiksi ilmiah yang mereka temukan dari film-film tertentu. Kecintaan mereka terhadap film dan pemahaman terhadap konsep, teori, maupun ideologi tertentu digabungkan dalam Harum Scarum, baik dari segi musik maupun lirik. Butuh sekitar satu tahun untuk merampungkan Harum Scarum, terkait dengan kendala yang dialami Infamy di tahun lalu, yaitu adanya perombakan personil dan Infamy ingin menyajikan album ini dengan sound yang maksimal.

Harum Scarum sendiri sebenarnya merupakan istilah yang dapat diartikan dalam berbagai sisi. Secara bahasa, istilah Harum Scarum merupakan penggambaran dari seseorang yang bertindak tanpa perhitungan atau terburu dengan nafsu. Di sisi lain, Harum Scarum pun bisa disebut sejalan dengan istilah Helter Skelter, istilah yang dipopulerkan oleh Charles Manson sebagai penggambaran atas kebangkitan kaum-kaum yang tertindas dan lalu dijadikan salah satu judul lagu milik The Beatles. Selain dari itu, Harum Scarum juga dapat didefinisikan sebagai sebuah mantra untuk tujuan tertentu.

Infamy menyajikan ambiguitas dalam Harum Scarum, dan bagi Infamy adalah hal yang bebas untuk setiap pendengar memandang dan menilai dari sisi manapun. Pada kenyataannya, Infamy sendiri memang berusaha merangkum banyak pemahaman bahkan mengadopsi beberapa kisah konspirasi kelas dunia yang lalu diteriakan dari lagu ke lagu. Tema-tema semacam ini adalah tema yang unik dan berani, karena secara sadar atau tidak Infamy sedang berusaha meruntuhkan beberapa pola pemikiran yang mungkin sudah mendarah daging di sebagian besar masyarakat. Satu hal yang dipastikan oleh Infamy, Harum Scarum ditengarai sebagai istilah yang meringkas seluruh lagu yang pada akhirnya menjadi benang merah dari karya terbaru milik Infamy.

Dalam penggarapan Harum Scarum, Infamy melibatkan Ririp R Fauzan sebagai produser, music director, editor instrumen (drum, gitar, bass, dan vokal) sekaligus tokoh di balik proses mixing dan mastering. Sebagai operator drum, Infamy dibantu oleh Irza Nugraha. Sementara desain dan konsep dari cover album dieksekusi oleh sang vokalis, yaitu Andri M dengan melibatkan gagasan ide dari personil lainnya. Proses rekaman dilakukan di dua studio berbeda, yaitu Escape Studio (drum) dan Pathetichut Rec Studio (aransemen musik dan vokal). Infamy hari ini diperkuat oleh formasi Andri Maryana (Vokal), Ajie Setia Nugraha (Gitar), Ricky Rizal Fauzy (Gitar), Ghea Ghufrhoni (Bass), dan Ilham Permana Sidik / Jeune (Drum).

Jika dinilai dari segi musikalitas, melanglang buana selama 23 tahun memang membuktikan kapabilitas dari Infamy yang sudah jauh dari sekedar mumpuni. Materi dalam Harum Scarum terdengar sangat matang, solid, dan intens. Album ini memiliki tendensi besar untuk menjadi salah satu amunisi paling panas tahun ini. Dilepasnya materi Infamy dalam kanal digital akan segera disusul dengan rilisan fisik yang rencananya akan didistribusikan pada Bulan September atau Bulan Oktober tahun ini bersama label Ocean Flames.

Foto: Dwi J Wibowo

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner