Bangkitnya Kelompok Musik Bananach Yang Ditandai Dengan Single “Aphrodites”

Sumber foto : Press rilis Bananach

Single ini menjadi bukti bahwa karya-karya Bananach sangat layak dinanti.

Pada 2014 lalu, kelompok wanita bernama Bananach muncul pertama kali di kota asalnya, Bandung. Diawal pembentukannya, sangat sedikit yang mengetahui seperti apa musik band ini karena bisa dikatakan tak banyak gigs lokal yang berhasil mereka ramaikan. Hingga akhirnya memilih terlelap beberapa waktu setelahnya, dan kembali muncul pada pertengahan 2017 dengan single“Aprodhites”. 

Setelah muncul, Bananach pun tak malu menunjukan warna musiknya lewat “Aprhrodites”. Di lagu ini masing-masing personil memainkan alat musiknya dengan baik. Seperti diawal lagu dentuman drum bertempo cepat, seakan seperti menggambarkan bahwa Bananach telah kembali, di ikuti dengan suara gitar yang menyulut setelahnya semakin meyakinkan bahwa materi mereka cukup menarik untuk disimak sampai akhir. Di beberapa bagian, partitur musik yang berhenti secara mendadak tak jarang mereka tunjukan, ditambah dengan kolaborasi antara kebisingan gitar dan vokal sangat mudah ditemui dalam lagu ini. Dan akhir lagu ditutup oleh bagian melodi  mempunyai peran sangat kuat dalam merepresentasikan pesan lagu “Aphrodites”, khususnya tentang perempuan yang menjadi konsumerisme berhala duniawi yang juga diterjemahkan dalam bentuk visual artwork oleh Azizi Al Majid. Walau tak dapat dipungkiri sebenarnya materi Bananach menyerupai nama kelompok seperti Hole, White Lung, Bikini Kill atau Sonic Youth. 

Dengan adannya single“Aprhodites”, Bananach telah kembali bermusik. Sekaligus lewat singleini juga kelompok yang kini berformasikan Karina (vokal), Azni (gitar), Moyan (gitar), dan Fay (drum) itu menemukan karakter musiknya yang cenderung kental memainkan musik rock grunge/alternative rcok era 90-an. Masih belum ada kabar lanjut mengenai kelanjutan singleini entah bermuara ke album atau mini album, namun yang pasti sangat layak untuk dinanti.