Underground Dalam Dieflow Record Party

Underground Dalam Dieflow Record Party

Bekerja sama dengan Dieflow Record, MOORAGE dan Drop Out Clothing. LA CHORD Community mengadakan sebuah event yang bertajuk Dieflow Record Party, bertempat di Beer House, Lucky Square, Jalan Terusan Jakarta, Antapani Bandung, pada Senin (17/3) Kemarin. Acara ini dihadiri oleh beberapa band underground lokal sebagai salah satu ajang untuk mempromosikan band mereka.

Spesialnya dalam gigs tersebut, hadir juga sebuah band asal Malaysia yang bernama SOG (Sekumpulan Orang gila). Pada saat bersamaan juga, band ini sedang melakukan West Java Tour pada 12-18 Maret 2014 yang dibantu oleh LA CHORD Community.

Acaranya sendiri dibuka dengan penampilan dari Pourriture yang cukup membuat panas suasana stage. Kemudian setelah, itu band-band silih berganti menambah keriuhan penonton mulai dari Franky Freak Butter Jelly, Deadshine, Bad Sunday With Hera, Humiliation, Dead With Falera, SOG, Jari tengah, Excalibur, Helovatica, Everage, Sidjil, New Waves, Thinking Forward dan Infery.

 -Jari Tengah On Stage-

Tempat pentas yang terbilang cukup kecil, tidak membuat sepinya penonton yang datang. Satu persatu para penikmat musik underground mulai dari remaja dan dewasa cukup enjoy menikmati sajian dari band yang tampil. Sepanjang acara berlangsung hentakan double pedal menjadi irama tersendiri yang membuat penonton ikut moshing di tengah-tengah acara. Ditambah dengan lengkingan screaming dan growing semakin membuat panas acara.

Tidak seperti biasanya sebuah acara musik khususnya underground dilakukan pada weekday atau khususnya dihari senin. Namun, hal itu menjadi salah satu konsep dalam party ini selain adanya tiket invitation yang disediakan oleh panitia. “Kalau kita ngambil band luar kita selalu weekday, agar bisa invitation. Gak usah ngandelin tiket. Kalau invitation semuanya enggak terlalu mahal, kaya sounds, bayar ini bayar apanya enggak terlalu mahal-lah,” ujar Abank, salah satu Leader LA CHORD Community.

Untuk musik underground sendiri, Abank berujar bahwa underground Bandung salah satu komunitas terbesar di asia tenggara bahkan di asia. “Ngomongin masalah underground bukan hanya masalah teriak-teriak, gerang-gerung segala macam. Ini udah industri,” paparnya.

Disela-sela wawancaranya, ia mengatakan bahwa ini industri besar, seharusnya Pemkot, Pemda dan Kepolisian mendukung  komunitas ini, “Tolonglah diperhatikan komunitas ini. dengan cara kita dibina, dikasih tempat, toh kita sudah gak tahun 90an yang rusuh. Kita dalam tanda kutip udah ngerti,” tutupnya.

Sumber foto: Yanyan Andryan

 

 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner