Tadarus Lirik dan Nada Bareng DCDC Ngabuburit di Rolling Stone Café

Tadarus Lirik dan Nada Bareng DCDC Ngabuburit di Rolling Stone Café

Sebelumnya mungkin nggak kebayang, gimana jadinya kalau lirik lagu rock dan melodic punk dibahas secara religius? Tapi ternyata, di DCDC Ngabuburit hal itu bisa banget terwujud. Bertempat di Rolling Stone Café Jakarta, pada Jumat (17/6) Djarum Coklat mengadakan tadarus budaya yang dipandu ketua Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi), Dr. Zastrow Al Ngatawi. Para musisi yang menjadi narasumber dalam tadarusan kali ini adalah Ipang Lazuardi dan grup band Rosemary.

Walaupun disebut tadarusan, jangan bayangkan acara ini digelar selayaknya pengajian ibu-ibu di masjid. Di atas panggung megah Rolling Stone, Mas Zastrow membuka acara ini dengan sebuah statement bahwa pengajian itu bisa dilakukan di mana pun, oleh siapa pun yang mau menikmati. Nggak cuma ayat dalam Al-Quran atau Al-Hadist, lirik lagu juga bisa dikaji untuk menjadi bahan kontemplasi bersama. Menurut Mas Zastrow, yang termasuk ke dalam lagu religi itu bukan hanya lagu yang liriknya menggunakan Bahasa Arab. Lagu apa pun, asal bisa bermanfaat dan mengajak orang berbuat baik, juga bisa dikatakan lagu religi.

Setelah itu, Mas Zastrow mengundang Rosemary untuk beraksi di panggung. Grup band yang mendeklamirkan dirinya sebagai skatepunkers ini menggebrak panggung dengan lagu ‘Lihat Kau Lihat Mereka’. Para fans setia mereka yang tergabung dalam WARS (We are Skatepunkers) langsung maju ke depan panggung. Mereka saling berpegangan tangan, membuat lingkaran, dan menari bersama sambil berputar-putar. “Makasih DCDC, akhirnya saya tau ada Rolling Stone juga di Jakarta. Kita mah kurang gaul sih ya,” canda Ink sebelum memainkan lagu kedua mereka ‘Heroes’. Para WARS semakin heboh berpogo ria bahkan melakukan crowd surfing saat Rosemary membawakan single teranyar mereka ‘Brother Sister’. Lirik ‘Brother Sister’ inilah yang kemudian dikaji bersama Mas Zastrow.

Brother Sister Brother Sister
Kita Kan Selalu Bersama
Brother Sister Brother Sister
Senang dan Selalu Bahagia
Beban Yang Pikul Kan Selalu Ada
Lewati Semua Suka Dan Duka Bersama
Kita Menjadi Satu Cahaya
Lepaskan Semua Resah Di Dunia
Brother Sister Brother Sister
Kita Kan Selalu Bersama
Brother Sister Brother Sister
Senang dan Selalu Bahagia
Hirup Udara Bahagiakan Hidup Kita
Terima Kasih Tuhan Kita Tetap Bernyawa

Menurut Mas Zastrow pesan lagu ini luar biasa indah, bahwasanya sesama teman adalah saudara yang harus bisa berbagi rasa dalam suka dan duka. Hal ini persis seperti yang diajarkan agama, la yu'minu ahadukum hatta yuhibbu li akhihi ma yuhibbu li nafsihi. Artinya, “Tiada beriman di antara kalian sampai kalian mencintai sesama saudaramu seperti mencintai dirimu sendiri”.

Di balik ‘Brother Sister’ ini, Ink bercerita bahwa saat menciptakan lagu, Rosemary sering merasa umur mereka terus tambah. Oleh karena itu, apa pun kebaikan yang mereka lakukan, mereka ingin hal itu bermanfaat dan mendatangkan berkah bagi banyak orang. Mas Zastrow dengan salut mengatakan bahwa kesadaran semacam itu belom tentu dimiliki semua orang, bahkan ustadz yang berjubah dan bersorban sekali pun. Meskipun punya banyak tattoo, pakaiannya sobek, dan rambutnya berdiri seperti anak punk, apa yang disampaikan Rosemary bisa membawa kebaikan bagi khalayak ramai. “Jadi, janganlah menilai sesorang dari penampilannya, karena Tuhan pun menilai seseorang bukan dari pakaian atau fisiknya, melainkan dari hatinya,” ujar Mas Zastrow.

Selesai dengan Rosemary, Ipang and Friends mengambil alih keriuhan di stage Rolling Stone. Dua nomor andalannya yaitu ‘Sekali Lagi’ dan ‘Tentang Cinta’ dibawakan berturut-turut, membuat semua pengunjung Rolling Stone Café bernyanyi bersama-sama dengan penuh penghayatan. Lagu ketiga yang Ipang bawakan merupakan lagu yang akrab di telinga semua orang karena dijadikan original soundtrack salah satu film fenomenal Indonesia, Laskar Pelangi. Lirik lagu berjudul ‘Sahabat Kecil’ yang bercerita mengenai indahnya persahabatan itu memang menarik untuk disimak karena selalu berhasil menghipnotis para pendengarnya.

Baru saja berakhir
Hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban
Kilauan indahnya pelangi

Tak pernah terlewatkan
Dan tetap mengaguminya
Kesempatan seperti ini
Tak akan bisa di beli

Bersamamu kuhabiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya

Melawan keterbatasan
Walau sedikit kemungkinan
Tak akan menyerah untuk hadapi
Hingga sedih tak mau datang lagi

Bersamamu kuhabiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya

Janganlah berganti

Janganlah berganti

Selesai membawakan lagu tersebut, Mas Zastrow kembali ke atas panggung untuk memulai kajian syair ‘Sahabat Kecil’. Bagi Ipang, lagu ini menggambarkan perasaannya mengenai sahabat-sahabatnya di masa lalu yang tak akan pernah tergantikan. Sahabat adalah refleksi dari diri kita, bagian dari perjalanan yang turut membentuk seperti apa kita sekarang.

“Ada pepatah mengatakan bahwa seorang sahabat itu adalah yang bisa berkata benar kepadamu, bukan yang membenarkan perkataanmu. Sahabat yang tidak menegur ketika kita berbuat salah justru merupakan sahabat yang menjerumuskan,” ujar Mas Zastrow. Menurutnya, apa yang disampaikan Ipang melalui lagunya ini bagus sekali. Jangan sampai kita melupakan sahabat lama walaupun sekarang kita sudah memiliki jalan yang berbeda, atau ada di tempat yang berbeda.

Ipang sebagai penyanyi sekaligus penulis lagu ‘Sahabat Kecil’ justru berterima kasih atas adanya kegiatan tadarus ini. Sebelumnya ia hanya sekedar menulis lirik, namun sekarang, karena kajian bersama Mas Zastrow ini ia merasa mendapat pengalaman yang lebih dari lagu yang diciptakannya sendiri. Mas Zastrow kemudian menimpali bahwa bagaimanapun, lagu itu adalah anak kandung spiritual dari setiap penciptanya. “Anak kandung dari Mas Ipang ini, jika disampaikan dengan rasa dan hati yang tulus, Insya Allah bisa menjadi petunjuk bagi orang-orang yang mendengarkan,” ujarnya.

Menutup sesi tadarus budaya kali ini, Mas Zastrow berpesan agar para musisi terus berada di jalannya, yaitu bermusik, karena kebaikan itu bisa disampaikan dengan cara apa saja. Kita tak perlu menjadi ustadz untuk menyuarakan kebenaran karena kebenaran selalu ada dalam hati nurani setiap orang, dan hal itu bisa dituangkan ke dalam bentuk apa pun, termasuk karya berupa lagu. ***

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner