KAWAN WAWAN : Mengapresiasi Wawan Juanda
Kawan kita Wawan Juanda menorehkan banyak jejak kreativitas yang dihasratkannya menjadi semacam tradisi yang akan menjadi ciri Kota Bandung, kota yang warganya kreatif.
Cita-cita Wawan : ingin menjadikan Bandung sebagai “Kota Festival”, tempat beragam kreativitas warga memperoleh muara ekspresi yang memadai.
Beberapa festival yang sudah digagas oleh Wawan : Dago Fetival, Braga Festival, Tea Look, Spicy Festival, JazzTea Festival, Anyer Art Festival, Keramik Festival, Urban Festival, Bamnus Festival, dan Full Moon Festival.
Jejak lain yang ditorehkan Wawan adalah membuat tradisi ‘Kerja Kreatif’. Melalui berbagai kegiatan kesenian dan kebudayaan, Wawan membentuk teman yang dianggap sebagai adik-adiknya menjadi terampil menyelenggarakan pelbagai pagelaran. Wawan mengenalkan ‘adik-adiknya’ kepada seluruh jejaring yang memuat unsur bagi terselenggaranya pagelaran kesenian, pameran, peristiwa budaya, atau apapun kategorinya yang sekarang dikenal sebagai kerja Event Organizer.
Kawan Wawan, dengan demikian, sangat luas fasetnya, dan itulah kita : pemusik, penyanyi, pelukis, penari, perupa, teaterawan, seniman, budayawan, event organizer, media massa, para penyedia peralatan pagelaran, birokrat, polisi, aparat keamanan, dan tentu saja pengusaha yang selama ini menjadi penyandang dana (mensponsori) pagelaran kesenian/kebudayaan.
Salah satu acara yang digagas Wawan diidamkan menjadi tradisi (akan berulang secara berkala) ialah “Full Moon Café” yang akan diselenggarakan di atap Gedung Sabuga (Sasana Budaya Ganesha).
Gagasan itu berawal dari obrolan tentang bagaimana masyarakat Sunda (juga masyarakat etnik lainnya di Indonesia) menikmati fenomena ‘bulan purnama’, masyarakat Sunda ‘begadang’ menikmati panorama dan suasana malam yang indah dan special di halaman rumah atau lapangan desa (ruang public). Bergembira seraya menyanyi, menari, bermain, dan melakukan aktivitas lainnya yang menyenangkan. Acara ini disebut “ngabungbang”, bergembira, bercengkrama, sepanjang malam.
Ketika kini Bandung telah menjadi kota metropolitan dan ruang publik bergeser ke mall, gedung pertunjukkan, Wawan ingin membuat acara “ngabungbang” di atap gedung Sabuga dan menampilkan aneka penganan dan pertunjukkan menggembirakan hati sebagaimana layaknya “ngabungbang”.
“Full Moon Café” telah diselenggarakan 3 kali semasa Wawan masih ada. Kemudian terhenti sehingga cita-cita Wawan menjadikan acara itu menjadi tradisi belum terlaksana, masih tertunda. Dan sebagai kenangan manis kita akan Wawan Juanda, kita ingin meneruskan yang masih tertunda itu agar salah satu cita-cita Wawan dapat terwujud. Kita menyelenggarakan acara “Full Moon Café ke-4” di atap Sabuga.
Acara akan diselenggarakan pada hari Rabu, tanggal 21 Agustus 2013 mulai pukul 16.00 WIB, di Pelataran Atap Gedung Sabuga, Jalan Taman Sari 73 Bandung.
Talent Full Moon Café
Tribute To Wawan Juanda
Rooftop Sabuga, 21 Agustus 2013
- Anarima
- Angga
- Devi Dirgantini
- Ari Lingua
- Aat Soeratin
- Ebiet Beat A
- Ammy Alternative String
- Budi Arab Project
- Blues Libre
- Early Wachdach
- Yukitanari
- Mr. X
- Ijoel Mixline
- Mira Mixline
- Ega Robot Ethnic Percussion
- KSP Band
- Mukti Mukti feat The Dim
- Sisca Harpa
- Compromised Ego
- Kartwel Nusantara/Bunga Fatimah
- Tataloe
- Queen Percussion
- RMHR
- The Truth
- Danni Akung Time Bomb
- Hengky
- 4 Peniti
- Ahda Imran
- Matdon
- Iman Soleh
- Nico Keygo & Wannabe Dancer
- Uda
- Harry Pocang
- Ventilasi Band
- Tisna Sanjaya
- Isa Perkasa
- Ferry Curtis
- Egi Fedly
- Ababil
- Ayi Kurnia
- Armand Jamparing
- Wachdach
Comments (0)