ERK Bicarakan 'Ada' dan 'Tiada' Penuh Daya Getir Dalam Single 'Putih'

ERK Bicarakan 'Ada' dan 'Tiada' Penuh Daya Getir Dalam Single 'Putih'

Trio pop minimalis, Efek Rumah Kaca tak habisnya dalam suatu gebrakan yang memikat. Setelah pekan lalu sukses menggelar konser tunggal di Bandung dengan tajuk "Pasar Bisa Dikonserkan", kini Cholil dkk kembali merilis sebuah single dengan titel "Putih". Lagu tersebut sebenarnya sudah dibagikan secara cuma-cuma ketika konser berlangsung melalui sebuah stand yang menempatkan beberapa komputer, dimana para penggemar hanya tinggal menyodorkan flashdisk pribadinya untuk diselipi lagu tersebut. Setelahnya lagu ini sudah disebar melalui laman Soundcloud resmi Efek Rumah Kaca.

Lagu "Putih" bila diimplementasikan sebagai seorang manusia yang telah tiada. Mulai dari jenazah yang dibawa oleh mobil ambulance sampai dikebumikan dengan tenang. Lantunan ini pun menggambarkan bagaimana seseorang tersebut merasakan ruhnya muncul ketika upacara kematiannya, dimana dirinya terkejut lirih melihat jasadnya terkulai tak berdaya hingga ditangisi banyak orang. Tetapi makna tersirat yang lain mengungkapkan bahwa kematian merupakan sebuah proses alamiah yang harus dihadapi oleh semua makhluk ciptaan dari Yang Maha Kuasa, tak bisa dihindari. Selain itu pun, takdir yang akan menerpa manusia biarlah menjadi berkat tersendiri untuk menjadi bekal manis ketika menghadap diri-Nya kelak. Penulisan lagu yang cukup getir tapi tetap menawan untuk disimak. 

Dalam siaran pers yang tertera pada website resminya, "Putih" sendiri berdurasi 9.48 menit, mulai direkam pada tahun 2010. Rekaman pertama instrumen piano, dilakukan di Pendulum studio, yang sekarang sudah rata dengan tanah. Selanjutnya, perlahan-lahan lagu itu dibongkar dan dipasang sedikit demi sedikit selama kurang lebih 5 tahun di berbagai studio seperti Black dan Als studio.

Selanjutnya, "Putih" adalah lagu tentang keluarga, gabungan dari dua lagu tentang “Tiada” dan “Ada.” "Ide tentang “Tiada” didapatkan dari hasil obrolan dengan seorang teman ERK yang bernama Adi Amir Zainun, yang pada akhirnya pergi meninggalkan kami menuju kekekalan sebelum lagu ini selesai dikerjakan. Sedangkan, ide tentang “Ada” bermula dari kebahagiaan akan lahirnya anak-anak kami, penerus penerus kami, harapan-harapan kami. Lagu ini kami dedikasikan untuk mereka.", jelas mereka.

Mereka pun menambahkan, "Dari musik, kami mendapatkan banyak pelajaran untuk menjadi lebih baik. Salah satu bentuknya adalah dengan membangun keluarga yang hangat dan saling mendukung. Ini terlihat dari anggota keluarga inti dan keluarga dekat personel ERK (dan Pandai Besi) terlibat hangat dan cair dalam proses bermusik kami. Mereka yang dekat, anak-anak kami, istri, dan pacar serta kerabat lainnya bahkan adakalanya lebih penting dari bermusik itu sendiri, dan bisa memperkaya musikalitas kami. Seperti ketika kami harus vakum beberapa saat karena Cholil harus menemani keluarganya untuk menuntut ilmu. Bahkan mungkin saja di kemudian hari kami harus rehat lagi demi keluarga."

Terakhir, mereka ingin berbagi bahwa hari-hari ini adalah momen penting baginya adalah keluarga besar ERK. Penting karena setelah berminggu-minggu menghabiskan waktu bersama keluarga besar ERK di studio untuk menyiapkan konser di mana beberapa di antara kami terpaksa harus meninggalkan keluarga berjam-jam setiap hari. "Dan terutama momen yang indah serta menyenangkan karena kami bisa berkumpul bersama orang-orang terdekat kami di atas panggung Pasar Bisa Dikonserkan. Bagi kami, tidak ada yang lebih menyenangkan ketimbang berada bersama keluarga, para sahabat dan penyimak ERK.", katanya.

Foto: Efek Rumah Kaca Doc.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner