W:O:A Metal Battle Indonesia 2022

W:O:A Metal Battle Indonesia 2022


DCDC DREAMWORLD

Perkembangan musik Indonesia—khususnya di kalangan independen—berkembang pesat selama 30 tahun terakhir. Serangan gerombolan arus samping yang intens meneror lewat karya-karya dan terobosan kian mendominasi industri musik. Nilai-nilai yang idealis, unik, variatif, edgy, jadi pembeda jika dibandingkan dengan tawaran dari kebanyakan band atau musisi arus utama, dan hal-hal tersebut berhasil ditangkap dan diterima oleh para penikmat musik sehingga membentuk pasarnya sendiri.

Meningkatnya ketertarikan, pengakuan dan didukung dengan kemajuan teknologi tentu memacu para pelaku musik independen untuk makin berkembang. Ada pencapaian-pencapaian yang coba dikejar, tak terkecuali dengan cita-cita untuk melebarkan sayap ke kancah internasional. Industri musik dunia menawarkan hal-hal yang jauh lebih luas dan tidak berbatas, dan peluang ini coba dimanfaatkan oleh banyak band-band dari kalangan independen.

Penetrasi ke industri musik global jadi dirasa perlu demi melebarkan jangkauan musik dan target pasar, selain tentunya untuk membukakan mata dunia akan potensi yang dimiliki Indonesia, yang mungkin tak mereka kira sebelumnya. Apalagi dengan materi-materi yang sudah layak. maka cita-cita untuk dilihat oleh industri musik global rasanya bukan harapan yang muluk-muluk. Selain itu, bersamaan dengan kesiapan para pelaku beserta potensi yang dibekal, secara paralel panggung-panggung global juga makin membuka kesempatan untuk band dan musisi Indonesia, khususnya untuk para pelaku musik arus samping yang memiliki karakter, variasi dan idealisme yang tidak generik.

Kesempatan ini ditangkap oleh DjarumCoklatDotCom (DCDC). Demi mengambil bagian untuk mendukung para pelaku musik independen yang berniat melebarkan sayap ke dunia global, DCDC menyiapkan sebuah program khusus yang dinamai DCDC DreamWorld. Program ini berjalan beriringan dengan movement yang dimiliki oleh band atau musisi yang bersangkutan.

Salah satu aktivitas DCDC DreamWorld yang paling mencuri perhatian adalah W:O:A Metal Battle Indonesia. Acara dengan format kompetisi ini bertujuan untuk memberangkatkan satu band yang dianggap tepat untuk merepresentasikan musik ekstrem Indonesia di panggung W:O:A Metal Battle Internasional yang berlokasi di Wacken Open Air, Jerman, salah satu festival musik terbesar di dunia. W:O:A Metal Battle adalah sub-program yang dimiliki Wacken Open Air, dan representatif Indonesia akan kembali berkompetisi melawan puluhan band yang berasal dari berbagai negara di seluruh dunia.

 

W:O:A METAL BATTLE INDONESIA

Terima kasih kepada Jasad, Burgerkill dan John Resborn (The Metal Rebel, Swedia) yang sempat berangkat berkeliling Eropa, termasuk Wacken Open Air pada 2015 melalui program Bandung Blasting dan berhasil memberi impresi positif atas nama industri musik ekstrem Indonesia pada umumnya. Dampaknya bermuara pada berhasilnya Indonesia mengantongi lisensi untuk menggarap W:O:A Metal Battle Indonesia pada tahun 2017, bertepatan dengan ke-14 kalinya Metal Battle dilaksanakan di Wacken Open Air.

DCDC, ATAP Promotions dan The Metal Rebel (Swedia) akhirnya menjadi inisiator untuk pelaksanaan W:O:A Metal Battle Indonesia. Beberapa nama seperti Eben (Burgerkill), Kimung (ATAP Class) dan Man (Jasad) menjadi sosok-sosok yang mensupervisi pelaksanaan acara. W:O:A Metal Battle Indonesia berhasil dilaksanakan selama tiga tahun berturut-turut.

Sejak awal, antusiasme pelaku musik ekstrem pada kompetisi berskala nasional ini sangat tinggi. Dirunut dari 2017 hingga 2019, terdapat 238 band, 322 band dan 206 band yang turut berpartisipasi di kompetisi ini. Setelah melalui penjurian yang sangat ketat dan melewati proses filterisasi dari 30 hingga 10 besar, Beside (Bandung) terpilih untuk mewakili Indonesia di tahun 2017, disusul Down for Life (Solo) di tahun 2018, lalu Taring (Bandung) di tahun 2019.

Prestasi terbaik dari perwakilan W:O:A Metal Battle Indonesia di kompetisi internasional diraih oleh Down for Life. Mereka berhasil merebut posisi 13 besar dari total 30 band dari negara berbeda. Selain karena musik yang berkualitas, aksi panggung yang atraktif dan komunikasi di bawah panggung, Down for Life mencuri perhatian para juri global lewat penampilan khas lokal Indonesia, seperti modifikasi kostum batik yang mereka kenakan saat tampil, patung celuluk dan rangda yang disimpan di panggung, serta sampling gamelan sebagai sisipan musik yang dianggap eksotis oleh para juri.

Di tahun 2020, Indonesia kembali dipercaya untuk mengikuti kompetisi bertaraf internasional ini. Pendaftaran juga sudah dibuka dan lebih kurang 100 band sudah mendaftarkan diri. Sialnya, pandemi melanda dunia, turut berdampak pada pelaksanaan Wacken Open Air yang harus ditiadakan, tentunya juga pada program Metal-Battle. Akhirnya, W:O:A Metal Battle Indonesia harus ikut beristirahat.

Kabar baik akhirnya datang lagi di tahun 2022. Setelah absen selama dua tahun, Wacken Open Air memberi lampu hijau bahwa di tahun ini festival akan kembali dilaksanakan, begitu pula W:O:A Metal Battle. Kesempatan ini tentunya tidak disia-siakan oleh tim W:O:A Metal Battle Indonesia. Berbekal tiga kali pengalaman dengan segala observasi dan evaluasi, Indonesia tentu harus mengikuti lagi kompetisi ini dengan sasaran menjadi juara di tanah Bavaria.

Dengan bangga, W:O:A Metal Battle Indonesia 2022 akan dilaksanakan. Pendaftaran untuk band-band ekstrem Indonesia dibuka di pertengahan Maret dan akan ditutup di akhir April. Bisa dipastikan, proses penilaian akan dilaksanakan dengan lebih ketat dan efektif di tahun ini, mengingat keterbatasan waktu serta objektif yang kian jelas setelah beberapa tahun pengalaman. Tahun ini adalah saatnya mengimplementasikan definisi musik metal Indonesia secara harfiah.

Mengapa harus musik metal Indonesia?

Jika merunut dari sejarah, musik metal hadir di perputaran musik dunia sejak akhir era ‘60an. Lalu, bicara tentang Indonesia, musik metal mulai hadir di era ‘70an, lalu menjamur di era ’80-‘90an. Dengan kata lain, musik metal memang bukan budaya yang lahir di Indonesia, melainkan budaya serapan hasil globalisasi. Proses penyerapan dan duplikasi dari apa yang dilakukan metalheads Eropa dan Amerika jadi hal yang dilakukan para penyuka musik ekstrem saat itu, baik secara musikalitas, perilaku, hingga penampilan. Ditambah lagi dengan gap waktu yang cukup jauh, orisinalitas musik ekstrem di Indonesia cukup sulit untuk ditemukan. Adalah sebuah tugas berat untuk bisa mendefinisikan seperti apa musik metal khas Indonesia.

Kalangan metalheads mungkin sudah akrab dengan istilah-istilah seperti Swedish metal, Norwegian black metal, British heavy metal dan terminologi lainnya terkait pendefinisian musik metal berdasarkan daerahnya. Hal ini bisa terjadi berkat banyaknya kajian yang dilakukan, selain juga terkait dengan sejarah kelahiran musik metal itu sendiri. Sementara bagi Indonesia, sejauh ini kajian mengenai definisi Indonesian metal belum ditemukan. Rata-rata, band ekstrem Indonesia masih melakukan proses penyerapan dan pengkombinasian dari musik-musik metal yang sudah ada.

Pendefinisian Indonesian metal jadi dirasa perlu, terutama untuk memenuhi kebutuhan di Wacken Open Air, Jerman. Juri internasional perlu melihat hal istimewa yang dimiliki band Indonesia, tak sekadar baik secara penampilan tapi bisa menemukan pembeda dan tidak semata menduplikasi band yang sudah eksis. Artinya, jika definisi Indonesian metal bisa ditemukan, sisi istimewa dan berbeda tersebut bisa jadi ditemukan. Masalahnya adalah bagaimana caranya untuk menemukan definisi tersebut. Untuk menjawab kebutuhan Wacken Open Air, membuat definisi sendiri menjadi sah untuk dilakukan.

Berkaca dari keberhasilan Down for Life, sebuah sajian musik metal yang dikombinasikan dengan hal-hal terkait budaya lokal bisa jadi salah satu jalan pintas untuk menerjemahkan arti dari Indonesian metal, setidaknya di Wacken Open Air. Jika contoh ini belum cukup, maka kita bisa kilas balik ke beberapa tahun ke belakang dan mengkaji beberapa lima besar di Metal-Battle internasional. Cina pernah hadir dengan kombinasi metal dan musik oriental, Meksiko dengan segala gaya khas Latin dan Latvia yang tampil bak suku Vikings, dan ketiganya berhasil masuk dalam jajaran lima besar. Mungkin, memang inilah yang coba dicari oleh para juri di W:O:A Metal Battle internasional, sesuatu yang spesial dan lain dari biasanya. Being good is not enough.

Petunjuknya sudah sangat jelas. W:O:A Metal Battle Indonesia 2022 mencari band yang bisa membawa identitas Indonesia di panggungnya. Hal ini berarti kompetisi ini membuka kesempatan untuk band-band musik ekstrem yang menyertakan unsur budaya dalam musik dan tampilannya, atau pada band-band yang memiliki potensi untuk dikolaborasikan dengan unsur budaya Indonesia melalui sesi workshop yang akan digelar sebelum keberangkatan. Atau mungkin ada band-band yang bisa memberi terjemahan lain tentang bagaimana Indonesian metal yang sebenar-benarnya? W:O:A Metal Battle Indonesia sangat tertantang untuk menantikan kehadiran

COMMENTS

You must be logged in to comment.

Website ini hanya diperuntukkan bagi Anda yang berusia 18 tahun ke atas.