Putaran Kegelapan Tanpa Batas Dari Mahamboro

Putaran Kegelapan Tanpa Batas Dari Mahamboro

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Orange Cliff Records

Mahamboro memantrai pendengarnya menggunakan beraneka ragam intonasi, suara, & garis-garis acak ekspresi yang berbeda. Mendongengkan ulang legenda rakyat dengan kepiawaiannya menata komposisi musik

Diangkat dari kisah rakyat abad ke-9 sebagai asal muasal  mitos kompleks ‘ajaib’ candi Yogyakarta. Sewu, Keraton Ratu Baka, dan Arca Dewi Durga di ruang utara Candi Pambanan. Permintaan seribu candi si ‘Dara Langsing’, Roro Jonggrang kepada pangeran sakti mandraguna pembunuh ayahnya, Prabu Baka yang bernama Bandung Bondowoso. Sang putra Raja Damar Maya pemimpin Kerajaan Pengging, terpikat keanggunan dan paras jelita pemilik tahta kerajaan Baka, tempatnya para raksasa.

Bandung Bondowoso terkena panah asmara, terus membujuk dan memaksa menikahi Roro Jonggrang yang memendam dendam kesumat kematian ayah kandungnya, Prabu Baka. Putri pun besedia dipersunting, dengan dua syarat mustahil untuk dikabulkan; syarat pertama minta dibuatkan sumur yang dinamakan Jalatunda; syarat kedua pembangunan seribu candi dalam satu malam. Bandung menyanggupi.

Sang pangeran lalu memanggil makhluk halus, jin, setan dan dedemit dari perut bumi. 999 candi berhasil diselesaikan. Sisa satu candi, putri lantas bersiasat. Dibantu para dayang istana dan perempuan-perempuan desa mereka mulai menumbuk padi dan memerintahkan gundukan Jerami dibakar di ufuk timur, pertanda datangnya pagi, hingga Maha agung rawi muncul dan membuat para makhluk halus ketar-ketir ketakutan. Satu candi belum rampung, terbengkalai. Bandung Bondowoso merasa usahanya gagal namun kemudian mengendus kecurangan yang dilakukan sang putri ayu. Tipu muslihat, kemurkaan dan cinta tak berbalas; Bandung Bondowoso mengutuk Rara Jonggrang menjadi batu. Wujudnya menjadi arca terindah untuk menggenapi candi terakhir.

Meskipun candi-candi ini berasal dari abad ke-9, akan tetapi diduga kisahnya ini disusun pada zaman yang kemudian dikenal sebagai Kesultanan Mataram. Kini, hal itu didongengkan kembali oleh seniman muda potensial asal Magelang, yang berdomisili di Yogyakarta, Mahamboro lewat karya teranyarnya yang berjudul Infinit. yang dirilis label asal Bandung, Orange Cliff Records. Lebih kelam dan suram, putaran kegelapan tanpa batas dalam drama yang lepas kendali.

Mahamboro memantrai pendengarnya menggunakan beraneka ragam intonasi, suara, & garis-garis acak ekspresi yang berbeda. Mendongengkan ulang legenda rakyat dengan kepiawaiannya menata komposisi musik jauh lebih suram, gelap dan futuristik. Inilah lakon Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso yang ditafsirkan Kembali oleh Mahamboro. Rangkaian kejadian, tentang Pembunuhan, Adu Kekuasaan dan Asmara yang terbakar Murka, hingga diakhiri Kutukan.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Orange Cliff (@orangecliff)

BACA JUGA - Oscar Lolang Lebih ‘Dewasa’ Single Barunya

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner