Pengalaman Patah Hati di Video Game Dituangkan Dwazed di Single “Frekuensi”

Pengalaman Patah Hati di Video Game Dituangkan Dwazed di Single “Frekuensi”

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Dwazed

Single “Frekuensi” dari Dwazed merupakan sebuah lagu yang dibuat berdasarkan pengalaman patah hati sang drummer, Brata dan sahabatnya, Adit pada saat bermain game Resident Evil

Sebuah perilisan album menjadi satu monumental bagi sebuah band. Perjalanan menuju itu pun kerap diwarnai berbagai dinamika menarik, lengkap dengan amunisi yang coba dilesatkan sebagai jembatan menuju perilisan album tersebut. Pun begitu dengan yang diamini oleh grup musik asal Palangka Raya, Dwazed yang menjembatani perilisan albumnya dengan merilis single ketiga mereka berjudul “Frekuensi”. Bertindak sebagai produser kali ini Dwazed menggandengan nama  Ady Purna dan Riduan Miko. Keduanya bertanggung jawab membawa musik yang coba dihadirkan di single “Frekuensi”.

Lebih jauh berkisah tentang lagunya, diakui oleh mereka jika single “Frekuensi” merupakan sebuah lagu yang dibuat berdasarkan pengalaman patah hati sang drummer, Brata dan sahabatnya, Adit pada saat bermain game Resident Evil. Brata yang kemudian didaulat menulis lagu ini kemudian menuangkan alur cerita yang diperjuangkan untuk dapat melihat happy ending didalam video game tersebut, yang ternyata tak sesuai ekspektasi, dikarenakan dua sejoli karakter yang harusnya bisa berbahagia pada ending game ternyata tetap harus terpisah karena kejadian yang tak disangka-sangka. Menariknya lagi, ternyata lirik yang mereka buat sebelum masa pandemi ini relate dengan kondisi kita saat ini. “Bayangkan saja kisah percintaan dua sejoli yang berjuang melewati masa pandemi untuk mendapatkan kebahagiaan setelahnya, namun ternyata tidak dapat berjuang sampai akhir dikarenakan suatu kondisi dan situasi yang berhubungan dengan masa pandemi ini”, ujar mereka, dikutip dari siaran persnya.

Secara materi, “Frekuensi” diakui oleh mereka menjadi karya yang sedikit berbeda dari karya-karya Dwazed sebelumnya. Penggunaan vokal yang lebih tegas akan menjadi pembanding yang cukup signifikan, namun tidak merubah kebisingan yang biasa ditampilkan. Hal ini bisa terjadi karena ada peran Ady Purna dan Riduan Miko yang memberikan saran dan masukan sehingga karya Dwazed kali ini bisa terdengar lebih dewasa.

Lagu dengan isian unik ini kemudian dikuatkan juga oleh goresan visual karya Ewaldo Sebastian, yang bertanggung jawab untuk urusan sampul digital dan video lirik. Nama Ewaldo Sebastian bukan orang baru bagi Dwazed mengingat produk-produk visual Dwazed seperti artwork, video dan lain-lain  nyaris semuanya adalah karya dari Ewaldo. Simak video liriknya melalui tautan di bawah ini.

BACA JUGA - Lewat Single “Head On Fire” IGMO Memantik Api Besar Dari Kota Kecil, Kediri

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner