“Untuk pertama kalinya, kami bikin album yang menurut kami tepat energinya untuk panggung. Kami bertemu langsung sebagai band dan mengkomposisi album ini bersama-sama. Ini album yang kolaboratif.” – Marcel
Setelah lebih kurang tujuh bulan pasca single “Alexithymia” rilis, kini Paruhwaktu memutuskan untuk memvisualisasikan “Alexithymia” dalam sebuah video musik
Berbeda dari segi estetika karya dengan single sebelumnya, kali ini Erratic Moody menyajikan lagu tempo cepat dan semangat dengan bernuansa liburan di lagu “Selancar”
Lewat lagu “Apologize”, Last Goal! memberi peringatan bagi orang-orang yang mudah melupakan kesalahan dan enggan mengucap kata ‘maaf’
Roadtrip to Antarctica melambangkan Antarctica sebagai tubuh seseorang yang mempersilahkan orang-orang untuk tenggelam dan tersesat didalamnya
Cerita Faye Risakotta yang terjebak pada siklus yang sama dan mencoba keluar dari tekanan pola pikir dirangkum apik dalam single “Spinnin”
Album Bersambung direkam dengan alat paling sederhana yang dimiliki Harlan, yakni ponsel. Namun meski begitu, secara esensi dan estetika karya, album ini patut disimak dan jadi catatan tersendiri buat Harlan
Lagu “Gibberish” merupakan singel menyoroti soal keikhlasan seorang pria yang menurunkan ego demi perempuan pujaannya
Isu mental illness dan mental health yang kurang mendapat perhatian di Indonesia dirangkum secara menarik dalam single “Senigma” dari Drewgon dan Tuan Tigabelas
Lewat lagu “Someone’s Girlfriend”, unit pop punk asal Sulawesi Tenggara, SAILY ingatkan pendengar agar tidak terjebak dalam hubungan yang tidak sehat hanya karena alasan cinta
Dengan menggandeng Yuka Tamada, Humiliation suguhkan terobosan baru karena melakukan sebuah kolaborasi lintas genre yang out of the box dari musik yang biasa mereka usung
Terjebak dalam kondisi mengerikan, Garside menceritakan kekejaman tirani dalam single bertajuk “Cruel”
Website ini hanya diperuntukkan bagi Anda yang berusia 18 tahun ke atas.
