Dari Saluang Hingga Tibetan Voice; Mari Sambut

Dari Saluang Hingga Tibetan Voice; Mari Sambut "People Hate People" dari AfternoonSay!

Sampul didapatkan dari siaran pers.

"People Hate People" adalah nomor pembuka menuju album penuh perdana AfternoonSay, Katarsis. Musik eksperimental yang akan eksplorasi dan kejutan akan ditemukan dalam lagu berdurasi lebih dari tujuh menit ini. Wajib disimak!

Menyimak musik eksperimental adalah satu kegiatan yang seru. Ragam eksplorasi dari ide-ide liar para musisi eksperimental menuntut kita untuk selalu siap dengan beragam kejutan yang mereka sajikan. Musik ini menjadi sangat luas dan bebas, meski secara tema tetap berangkat dari satu benang merah.

Hal itu juga yang akan ditemukan dalam karya terbaru dari kuintet AfternoonSay. Pada 22 Maret 2019 lalu, grup musik instrumental ini merilis single bertajuk “People Hate People”. Ini merupakan jembatan menuju album penuh perdana mereka, Katarsis yang akan rampung dalam waktu dekat.


Desain sampul "People Hate People", dibuat oleh Felix Tarigan

Sealur dengan apa yang dipaparkan di awal, “People Hate People” merupakan lagu yang menawarkan kejutan di dalamnya, apalagi jika kamu mengikuti AfternoonSay dari karya-karya terdahulu. Jangan bayangkan lagu ini akan menjadi lagu yang menemani kamu bersama hujan dan kopi yang sedang jadi favorit para pecandu senja yang sedang menjamur hari ini. Ada yang lebih personal, emosional dan “mistis” di “People Hate People”. Jika harus dibandingkan dengan dua album mini sebelumnya, Light of Life (2013) dan Far (2014) yang materi-materinya lebih cenderung membuat kita meresapi nikmatnya berkontemplasi, “People Hate People” tak hanya menawarkan sensasi itu. AfternoonSay terdengar lebih berani untuk “bermain-main” dalam urusan olah suara.

Keberagaman itu hadir dari unsur-unsur yang turut membangun dan dilibatkan dalam lagu berdurasi lebih dari tujuh menit ini. Hal yang akan langsung menyita perhatian adalah hadirnya suara Saluang Sirompak di awal lagu. Saluang Sirompak adalah alat musik tiup yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Saluang Sirompak merupakan satu dari tiga jenis Saluang, di mana masing-masing Saluang memiliki peruntukannya masing-masing. AfternoonSay memilih Saluang Sirompak karena kegunaannya dirasa selaras dengan apa yang diceritakan dalam “People Hate People”.

Lagu ini menceritakan tentang sisi buruk sifat manusia dan segala hal negatif yang dilakukan. Saluang Sirompak yang dipakai untuk melaksanakan ritual, pemanggilan arwah dan santet ini dipilih oleh AfternoonSay karena unsur sihir hitam dan kegelapan yang terkandung dalam alat musik tiup tersebut berkorelasi dengan esensi yang terkandung dalam “People Hate People”.

AfternoonSay menggaet Ilham (Sukat) untuk memainkan alat musik tradisional Saluang. Ia juga turut menyumbang suara throat singing ala biksu Tibet yang dipadupadankan dengan gumaman serta teriakan orasi dari vokalis hardcore asal Bandung, Hardy ‘Nyanknyank’ (Taring). Selain itu, hadir juga sentuhan dari solois elektro-pop, Munthe untuk bagian synthesizer.

“People Hate People” digarap selama lebih kurang lima bulan, direkam di Bandung Creative hub dengan bantuan Dadi Lapian (Extend Studio) sebagai operator. AfternoonSay mempercayai TheBabams (Storn Lab – Maymellian) untuk mengeksekusi proses mixing dan mastering. Untuk sampul single, AfternoonSay bekerja sama dengan Felix Tarigan.

Silakan nikmati “People Hate People” di berbagai layanan musik berbayar, seperti Spotify, Deezer, Joox, iTunes, Apple Music dan Amazon, atau putar di bawah ini!

BACA JUGA - Lewat "Arah", Los Prende Mengajak Pendengar Merenung Dengan Nyaman

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner