Vocal Masterclass Camp Bali, Empat Hari yang Mengubah Hidup Saya

Vocal Masterclass Camp Bali, Empat Hari yang Mengubah Hidup Saya

Di awal tahun ini, saya mendapatkan kesempatan emas mengikuti salah satu kelas vokal terbaik di dunia, Vocal Masterclass Camp bersama Seth Riggs dan Margareta Svensson Riggs selama empat hari di Bali. Karena pengajarnya merupakan salah satu nama terbaik di dunia, Vocal Masterclass edisi kedua ini sebelumnya diikuti oleh nama-nama besar para penyanyi Indonesia. Cukup bikin perut sedikit mules deg-degan karena tidak terbayang harus bertemu dan bernyanyi di depan siapa saja kali ini.

Seth Riggs dan Margareta Svenson Riggs adalah pasutri yang mendedikasikan hidupnya untuk mengajar bernyanyi. Seth Riggs sendiri telah mengajar vokal di Amerika sejak era ‘60an remaja. Nama besar yang telah ditangani beragam, dari penyanyi Michael Jackson dan Stevie Wonder, penyanyi pop seperti Madonna dan Barbara Streisand, hingga penyanyi rock seperti vokalis KISS, Paul Stanley dan Motley Crue, Vince Neil.

Diselenggarakan oleh Shoemaker Studio, Vocal Masterclass tahun ini diadakan di Hotel Royal Tulip Saranam, di Bedugul. Di daerah pegunungan dengan pemandangan sangat indah, sekitar dua jam dari kota Denpasar. Total penyanyi yang ikut 15 orang, dari senior maupun junior, bahkan tetangga seberang negeri. Mereka adalah penyanyi senior Malaysia, Anuar Zain, Afdlin Shauki dan Sheila Majid (!!). Lalu, ada Andien Aisyah dan Marcell Siahaan, penyanyi muda Diastika Lokesworo, Abby Galaby, Thearosa dan Fabian Winandi, penyanyi cilik sangat berbakat Kafin, Arina (Mocca) dan Leanna Rachell, serta Stella Gareth dan Reney Karamoy, duo dari band rock Scaller. Plus, Sam Brenson yang ternyata salah satu pesohor di Inggris dan anak pemilik Virgin Group, Richard Brenson.

Vocal Masterclass berlangsung selama empat hari, lima jam perhari dari jam sepuluh pagi sampai pukul lima sore. Jadwalnya setiap hari diisi oleh vocalizing (pemanasan), lalu bergiliran tampil bernyanyi di panggung sambil dikoreksi oleh Seth dan Margareta dan disimak oleh peserta lain. Dari empat hari, bisa dibilang hari ketiga adalah hari terberat. Karena, fokusnya adalah emosi dan lirik lagu. Sedangkan, di hari keempat (terakhir) cenderung santai, ditutup dengan penampilan semua penyanyi yang tampil bergantian.

Selain metoda speech level singing (bernyanyi menggunakan suara ketika berbicara) yang menjadi trademark mereka, kelebihan Seth dan Margareta adalah bisa menganalisa dengan cepat karakter vokal para peserta serta lirik lagu yang dipilih. Sehingga, sangat membantu mengeksplorasi rasa dan makna lagu yang dinyanyikan. Tidak heran di hari ketiga saat pendalaman emosi dan lirik lagu, nyaris semua orang di kelas bisa mengharu-biru dengan emosi yang berhasil dihasilkan para penyanyi. Ini ajaib! Di hari ketiga, seolah semua lagu yang dipilih bisa sangat personal dan mempunyai emosi tersendiri saat dinyanyikan. Tidak heran bila saling menitikan air mata, serta saling berhamburan ke panggung untuk melakukan dukungan dalam bentuk group hug setelah saling bernyanyi kemudian menjadi ritual lazim.

Vokalis/gitaris 70sOC dan penjaga konten Pophariini.com. Suka membaca tentang musik, tentang subkultur anak muda dan sangat gemar menonton film.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner