Tentang Penciptaan Karya dan Inspirasi Dibelakangnya

Tentang Penciptaan Karya dan Inspirasi Dibelakangnya

Mengabadikan pengalaman dan perasaan dalam bentuk karya itu bisa jadi pengingat juga buat saya, yang harus saya akui cukup bisa mendewasakan saya secara pribadi

Setidaknya tercatat beberapa musisi/band mempunyai lagu berjudul “Cinta Adalah”, dari mulai Iksan Skuter, The Overtunes, /rif, hingga Jamrud. Satu hal yang lucunya dijawab oleh Dewa 19 saat mereka merilis lagu “Cinta Adalah Misteri”. Namun selayaknya arti kata misteri, yang jika merunut pada kamus besar bahasa Indonesia, adalah sesuatu yang masih belum jelas (masih menjadi teka-teki, masih belum terbuka rahasianya), sehingga secara mendasar melampaui daya tangkap manusia. Itu berarti, lagu dari Dewa 19 pun belum sanggup menjawab apa definisi sesungguhnya dari cinta itu sendiri. Grup musik D’Masiv malah sampai membuat lagu berjudul “Cinta Ini Membunuhku”, saking bingungnya menjawab apa definisi dari cinta.

Dari hasil mesin pencarian Google, lagu cinta tertua di dunia ditulis sekitar 4000 tahun yang lalu, dan berasal dari daerah diantara Sungai Tigris dan Efrat. 4000 tahun setelahnya lagu cinta masih jadi primadona bagi banyak musisi dalam berkarya. Ada yang dengan gamblang menuliskan kata cinta dalam judul dan lirik lagunya, ada yang menganalogikan cinta dengan interpretasinya masing-masing.

Ngomongin soal jatuh cinta, berarti bisa berhubungan pula dengan yang namanya putus cinta, ditolak cinta, sakit hati karena cinta, dan hal-hal ‘dadas’ lainnya yang tidak jarang banyak juga dijadikan inspirasi bagi banyak musisi membuat lagu. Mungkin ada benarnya juga kata Paul McCartney saat menulis lagu “Hey Jude”. Kurang lebih kutipan liriknya seperti ini “Hey Jude, don't make it bad. Take a sad song and make it better”. Menggaris bawahi lirik “Take a sad song and make it better”, rasanya memang psikologis orang tuh bakalan nyari sesuatu yang sedih juga pas dia lagi sedih. Istilahnya mungkin jadi kaya ada temen lah. Jadi pas lagi sedih dengerinnya juga lagu-lagu sedih biar bisa agak baikan.

Di lagu-lagu saya sendiri sebenarnya ngga terlalu banyak lirik lagu sedih sih, cuma beberapa memang terinspirasi dari kegagalan atau istilah orang sunda nya ‘dadas’ lah. Kebanyakan memang tema seperti itu menarik untuk dibahas, seperti misalnya lagu “Play A Drama” yang mengangkat kisah cinta yang terbilang pelik, tentang seorang pria yang mencintai seorang perempuan licik, dan pandai bersilat lidah. Ya sebagaimana film drama kisah cinta juga kayaknya ga bisa jauh dari hal itu, makanya lagunya dikasih judul “Play A Drama”.

Sampe yang terbaru pun, lagu yang saya buat masih perhubungan dengan karakter seorang ‘player’, makanya saya kasih judul “Pemain (Nikmati Saja)”. Meskipun iseng tapi tetep kalo diteliti lebih jauh lagi lagu ini pun masih berkisah tentang percintaan dan hal-hal ‘dadas’ lainnya. Bedanya mungkin saya menyanyikannya tanpa memasang muka memelas, dan di beberapa part dalam lagunya sedikit menyiratkan kekesalan akan kisah yang ‘dadas’ tersebut lewat permainan gitar saya.

Banyak bikin lagu yang terinspirasi tentang kisah percintaan kadang menimbulkan pertanyaan juga tentang apakah membuat lagu cinta itu sebuah kesalahan? Jawabannya, tidak. Namun jika semua lagu cinta mempunyai sudut pandang yang sama, tentunya selain membosankan juga akan terasa banal. Tema lain di luar pembahasan soal cinta, seperti politik atau agama sekalipun, jika disajikan dengan formula yang sama, juga akan terasa membosankan. Makanya sebisa mungkin meski kebanyakan lagu saya bertema cinta, tapi tema yang diangkat ditampilkan dari sudut pandang berbeda.

Entah kenapa saya sejauh ini masih menulis lagu yang berbalut kisah romansa cinta, baik itu kasmaran atau kisah yang ‘dadas’ itu sendiri. Tapi kalo dipikir-pikir lagi terkadang apa yang datang keseharian kita itu bukan untuk melewati hari bersama, melainkan untuk sekedar memberi inspirasi. Jadi sebenarnya kalau mau mereflesikan atau mengkaji apa yang telah saya alami, sebenarnya ya namanya hidup pasti ada dinamikanya, kadang bisa merasa senang kadang sedih. Tapi intinya sih dua duanya bisa jadi sumber inspirasi bagi saya. Intinya sih jujur saja, karena biasanya karya yang jujur dari hati akan sampai di hati juga.

Menariknya lagi, mengabadikan pengalaman dan perasaan dalam bentuk karya itu bisa jadi pengingat juga buat saya, karena ketika lagu itu didengerin lagi jadi kaya pengingat kalau saya pernah ada dalam fase-fase tertentu, yang harus saya akui cukup bisa mendewasakan saya secara pribadi. Harus diakui pula ketika itu akhirnya saya mainkan di atas panggung jadi ada semacam perasaan yang menarik saya rasakan. Saya jadi bisa hanyut dan terbawa oleh lagu yang saya buat. Lebih ‘mengena’ aja dibanding ketika saya membawakan lagu orang lain. Meskipun misalnya mengangkat tema yang sama, namun jika bukan saya sendiri yang membuat lagunya perasaannya berbeda.

Yah intinya, balik lagi sih ya, berkarya mah yang penting jujur dan bisa sesuai dengan gaya berkesenian sendiri. Saya mengenal blues dan rock n roll sudah dari kecil, jadi ketika akhirnya saya bermusik dan memainkan genre musik tersebut, secara alaminya memang kecintaan saya ke arah sana. Apalagi makin bertambah menyenangkan ketika musik yang saya suka untuk dimainkan, dilengkapi pula dengan penulisan lirik yang berdasar pada pengalaman saya sendiri.

BACA JUGA - Sisi Nostaljik Punk Melodic

Ijay Irawan

Ijay Irawan atau dikenal juga dengan nama panggung Gitaris Bohongan merupakan seorang gitaris dan juga vokalis untuk proyek solonya sendiri, Ijay Irawan. 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner