Teknisi; Faktor Kunci Kesuksesan Burgerkill di Balik Layar

Teknisi; Faktor Kunci Kesuksesan Burgerkill di Balik Layar

Sebelum saya tergabung dalam beberapa band yang bisa dibilang sudah mulai mempunyai sistem kerja yang profesional, karir saya diawali dengan menjadi seorang teknisi di beberapa band. Diawali menjadi teknisi gitar di band Forgotten, lalu teknisi gitar di Burgerkill. Saya selalu teringat dengan banyaknya pengalaman dan pembelajaran seru ketika saya menjadi seorang teknisi. Di situ, saya belajar tentang dunia profesionalitas kerja di dunia musik, tentang bagaimana seharusnya seorang teknisi memperhatikan hal-hal yang sederhana seperti memastikan semua equipment yang dipakai oleh musisinya bersih dan set-up yang rapih, sampai hal besar yaitu berperan sebagai orang yang bertanggung jawab untuk pembentukan warna suara secara detail.

Ada beberapa pengalaman yang menurut saya sangat menarik untuk diceritakan selama saya menjadi teknisi gitar. Yang paling berkesan adalah ketika saya menjadi teknisi gitar dari Forgotten dan Burgerkill. Pembelajaran besar yang saya ambil adalah saya tidak pernah dibedakan dalam hal profesionalisme dan pertemanan. Semisal ketika sedang bekerja saya dituntut harus seprofesional mungkin, tapi ketika diluar pekerjaan mereka menjadikan saya teman yang sebenar-benarnya teman. Mereka berprinsip baik teknisi maupun member band yang membedakan hanyalah jenis pekerjaannya saja, tanpa berpikir salah satunya yang lebih penting.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by BACKSTAGE LIVING (@backstageliving) on

Panggung pertama saya menjadi teknisi gitar ketika saya bersama Forgotten sekitar tahun 2000 di GOR Saparua, Bandung. Pengalaman pertama pada saat itu adalah sangat gugup melihat ribuan orang yang menantikan Forgotten tampil. Hal berulang yang selalu muncul di pikiran saya adalah bagaimana membuat hasil pekerjaannya mulus dan berjalan baik, terutama dari segi sound yang signalnya akan saya kirim ke monitor panggung dan FOH. Sound merupakan audio output utama yang diterima oleh musisi dan audience jadi untuk menghasilkan sound yang baik sinyal audio yang teknisi kirimkan harus sudah baik sebelum masuk ke mixer monitor dan FOH.

Kebanyakan audience tidak akan mau tahu tentang bagaimana proses awal dari pertunjukan tersebut, yang mereka ingin rasakan adalah sensasi yang menarik dari audio visual yang mereka lihat dan dengar.   

Agung "Hellfrog"

Agung "Hellfrog" adalah gitaris dari band metal Indonesia, Burgerkill. Ia juga merupakan seorang pengajar dan pemilik dari sekolah AGC (Agung Guitar Course) Music School. Selain itu, ia juga menggeluti dunia usaha clothing melalui sebuah brand yang dinamai "Hellfrog".

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner