Speedkill Menjembatani Takdir Melalui Rekonstruksi

Speedkill Menjembatani Takdir Melalui Rekonstruksi

Beberapa bulan sebelum lagu “Rekontruksi” dirilis saya ngobrol cukup panjang dengan Fii, gitaris Speedkill, mulai dari projek musik rock nya diluar Speedkill, sampai berujung pada obrolan tentang band utama Fii, yaitu Speedkill. Waktu itu Speedkill  sedang dilanda krisis personil, atau lebih tepatnya drummer. Sama seperti band saya, Deadsquad, beberapa tahun lalu. Saya lalu menyemangati Fii untuk mencari drummer baru, dan tetap melanjutkan unit crossover lokal favorit saya, Speedkill.

Jeda sebulan setelah itu saya bertemu dengan Unbound di pasar santa, dan saya mendapatkan kabar baik, saat Speedkill sudah dapat drummer baru, dan dalam tahap persiapan rekaman untuk single terbaru mereka, dengan drummer barunya, yang belum saya kenal. Sebulan lebih setelah itu, Unbound mengirimkan bukti nyata bahwa nyawa Speedkill masih panjang, lewat single terbaru mereka “Rekonstruksi”, yang menampar kuping saya. Satu materi baru yang cukup segar, lebih intens, ngebut, metallic, dan menohok.

Pada penghujung tahun 2017, band crossover / heavy metal asal Jakarta ini hidup kembali. Segan tapi tidak terlalu bernyali untuk memilih mati dengan cara bunuh diri. Hengkangnya drummer PJ alias Vijay, yang telah hampir 13 tahun bergabung bersama band ini, merupakan momen yang cukup memukul telak eksistensi band yang terbentuk dari tahun 2004 ini. Band asal jakarta yang telah mengeluarkan 3 album ini ( Metalium A.D, Speedkill, yang berisi beberapa lagu lama, direkam dan aransemen ulang, juga album Buas, yang juga merupakan album terakhir mereka), hanya menyisakan Unbound alias Danang Prihantoro, sebagai member asli band ini, pada posisi vokal dan penulis lirik utama. Unbound sendiri juga merupakan frontman dari band hardcore petaka, yang telah merilis satu buah album penuh.

Di tengah persimpangan jalan cukup kusut untuk menentukan nasib yang harus dipilih Unbound dan personil Speedkill yang tersisa, Fii pada gitar, dan Patra pada bass, memilih untuk menjembatani takdir dengan drummer baru bernama Kevin (eks - Limerence ), setelah sebelumnya sempat dibantu Edo (Stride) untuk kebutuhan live mereka.

Speedkill memang bukan band yang intens manggung, tapi hampir setiap panggung Speedkill yang saya saksikan itu berkesan, dan selalu menstimuli saya untuk “berteriak” lantang menyanyikan lirik dari lagu-lagu mereka, seperti “Parade Kanibal Utopis”, “John The Bronx”, atau “Ku Mainkan Rock n Roll Untukmu”. Saya sendiri selalu mempunyai semacam idiom bahwa band yang bagus bukan berarti band itu intens, atau sering manggung, dan contoh konkritnya mungkin adalah band black metal asal Norwegia Darkthrone, yang intens mengeluarkan album, dan menciptakan karya, tapi minim manggung, Namun meski begitu, Darkthrone tetap band yang bagus di telinga dan mata saya.

Vokalis dari band death metal Ibukota, Deadsquad.
Owner dari minor label dengan genre musik heterogen Alaium Records, fokus merilis album band dalam format kaset.
alaiumrecords@gmail.com
www.facebook.com/alaiumrecords

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner