Seputar Piringan Hitam Kiri Kanan

Seputar Piringan Hitam Kiri Kanan

Saya senang melihat komposisi lagu di album kompilasi ini memiliki rasa yang “khas dan dinamis”

23 Desember 2020, seseorang bernama Andre Yuliawan mengirimkan DM ke akun Instagram saya. Dia memperkenalkan diri, kemudian bertanya tentang bagaimana caranya agar ia bisa merilis lagu-lagu lama saya, terutama dari katalog trilogi mini album Sakit Generik, Jajan Rock (2012), dan Sentuhan Minimal (2013), dalam format piringan hitam.

Bukan hanya mengikuti Instagram saya, Andre ternyata pendengar lagu-lagu saya. Seperti biasa, selalu mudah untuk bekerja bersama “eksekutif  produser” atau “produser” atau “indie label” yang datangnya dari teman-teman yang juga mendengarkan, mengikuti perjalanan, atau bahkan “menghidupi” musik saya. Kami bekerja, sebetulnya lebih mirip dikatakan “bermain” atau “bersenang hati” bersama, tanpa terlalu kaku dengan rumus-rumus hitungan bisnis. Mungkin bisnis musik di luar sana sering kejam, namun percayalah bahwa banyak pula yang terjadi dengan unsur pertemanan yang kental dan jauh di depan nominal. Maka pertemuan pun diatur untuk membicarakan rencana lebih lanjut.

Saat itu, saya tengah dalam proses pengerjaan album baru, direkam di Mamokiak Studio, Jakarta. Rekaman telah berlangsung lebih dari setengah jalan, album yang kemudian diberi nama Penembak Bayaran itu hampir rampung. Trivia sedikit tentang Mamokiak Studio: kata “mamokiak” diambil dari bahasa Minang, yang kurang lebih berarti “memekik”.

Mamokiak Studio terletak di kawasan Tebet, cukup dekat dari rumah mertua saya, tempat saya tinggal. Kadang saya berangkat rekaman siang hari naik bajaj dan pulang malam jalan kaki, seringkali sembari menggendong ransel berisi buku lirik dan menjinjing gitar akustik-elektrik. Hari itu, seusai jadwal rekaman, saya janjian berjumpa Andre di sebuah kafetaria bernama Kopi Buntu.

Di sana, kami berkenalan secara offline. Andre bercerita bagaimana ia berminat merilis katalog lama saya untuk dirilis dalam format piringan hitam.  Kami pun bersepakat untuk merilis album kompilasi, berisi pilihan lagu-lagu saya dari era mini album Sakit Generik (2012) hungga album penuh Bila Lapar Melukis (2018).  Andre rupanya punya kesan tersendiri terhadap karya rekaman musik saya—hampir seluruh lagu di album kompilasi ini adalah pilihannya.

Pada suatu kesempatan, Andre pernah menyatakan bagaimana lirik “Lawan terus sakitmu hingga kebal di kota Jakarta” dalam lagu “Sakit Generik” memberikan semacam motivasi. Ia menulis di WA: Lagu yang saya putar ketika mulai mengeluh. Sementara lagu “Tak Baik Maruk” dengan lirik “serakah, jauh-jauh dari hati” baginya adalah sebuah pengingat yang manis dan mudah diingat.

Dari obrolan bersama Andre, kami sambil minum kopi dan kalau tidak salah melahap mi instan, hasilnya adalah Kiri Kanan, album kompilasi dalam format piringan hitam. Saya meminta Andre “Kubil” Idris untuk menggarap foto sampul albumnya, sementara desain dikerjakan oleh Deni Taufiq Adi. Keduanya saya pilih karena kedekatan secara personal dan tentunya selera estetis.

Harlan Boer adalah penulis, musisi, produser, dan seniman visual. Pernah tergabung bersama the Upstairs, C'mon Lennon, dan menjadi manajer band Efek Rumah Kaca. Sebagai singer-songwriter hingga kini sudah merilis sejumlah single, 4 mini album, dan 2 album penuh. Tinggal dan bekerja di Jakarta.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner