Sepotong Kliping dan Asa untuk Berlari Lebih Jauh
“Ini keempat kalinya saya ke Indonesia. Well, you can’t stop me!” jawabnya dengan raut muka yang komikal dan senyum paling lebar. Memang, Dom Lawson sudah pernah datang ke Bandung Berisik 2012, Hellshow 2013, dan WMBI 2017. Kedatangannya kali keempat ini adalah memenuhi undangan sebagai salah satu panelis pada gelaran Bandung Metal Affair di Museum Kota Bandung, 24 Juni 2019 yang lalu.
Perlu diketahui juga, ulasannya kali ini merupakan tulisannya yang kesekian mengenai kancah metal Indonesia untuk salah satu majalah terbesar di jagat metal. Empat kali berkunjung dan mengamati pergerakan komunitas cadas di negeri ini tentu meninggalkan banyak kesan serta pandangan bagi jurnalis musik yang lebih sering “bekerja” di belahan dunia bagian barat.
“Kalian itu bahkan sudah hidup dan tinggal di negara yang sangat ‘metal’ sekali, menurut saya. Dengan segala budaya, suasana, serta keterbatasan yang bisa dibilang ekstrem,” katanya kemudian. “Itu yang membedakan dengan gaya hidup kami yang serba teratur dan terpola di Eropa. Scene kalian itu cukup unik. Gila, sekaligus menarik.”
Seharian penuh kami mendapati Dom Lawson sangat menikmati atmosfer babak final WMBI 2019. Berkeliling di venue dan tak ragu ikut merangsek ke moshpit – meski sesekali diajak foto bersama penonton. Lantas menyepakati Taring sebagai opsi terbaik yang dianggapnya “akan mampu mencuri perhatian orang-orang Jerman yang sudah terlalu mabuk pada pukul dua pagi” di Wacken Open Air 2019.
Comments (1)