Selamat Ulang Tahun, Bang Ben! 10 Lagu Benyamin S. Pilihan Anto Arief

Selamat Ulang Tahun, Bang Ben! 10 Lagu Benyamin S. Pilihan Anto Arief

Dari calon angkatan udara, banting setir jadi kernet bis PPD, tukang roti keliling, bekerja di Angkatan Darat dan kepala bagian di perusahaan semen. Semua dilakukan sambil bermain musik, sebelum akhirnya perusahaan semennya bangkrut dan memutuskan fokus jadi musisi. Ini dia, seniman sejati Indonesia yang telah menjadi bagian penting dalam sejarah budaya populer Indonesia. Dari menulis lagu, bernyanyi, melawak, bermain teater dan main film, menjadi sutradara film, punya acara televisi sendiri, hingga mendirikan radio dengan namanya, Bens Radio.

Puluhan album, film, berbagai penghargaan dan jasanya terhadap kebudayaan, saya rasa sosok Benyamin mustahil bisa tergantikan puluhan tahun ke depan di Indonesia. Bagaikan sosok Jimi Hendrix yang akan selalu bercokol di peringkat nomor satu setiap kali ada majalah gitar atau siapa pun membuat daftar peringkat gitaris terbaik di dunia.

Tanggal 5 Maret ini, almarhum Benyamin S. harusnya berusia 79 tahun. Saya ingin mengenang beberapa karyanya, dan ini adalah sepuluh lagu Benyamin S. yang saya pilih. Selamat ulang tahun, Bang Ben!

“Begini Begitu”

Musik funk dengan suara gitar wah-wah, bass line dan drum yang goyang, plus solo gitar dengan efek fuzz ala Jimi Hendrix sambil menyanyikan lirik yang nihilisme? Cuma Benyamin S. yang bisa!

“Disangka Nyolong”

Ini musiknya menyengat banget, tapi liriknya asal-asalan. Musiknya seksi, seperti musik untuk bercinta. Lengkap dengan suara piano elektrik dengan gitar ritem menggunakan efek vibe dan wah-wah, dengan groove soul/funk ‘70an, namun ceritanya tentang orang yang dituduh nyolong. Haha, gilaa…

“Si Jampang”

Lagu ini adalah salah satu karya awal beliau. Sebelumnya, ia lebih dulu menulis lagu dan kurang percaya diri untuk menjadi penyanyi. Lagu ini ditulis untuk Bing Slamet, namun olehnya disuruh dinyanyikan sendiri. Jadilah album pertama Benyamin sebagai penyanyi dan membuka pintu selanjutnya menjadi salah satu seniman penting di Indonesia.

“Kompor Meleduk”

Tidak hanya melucu, tapi juga bicara soal fenomena sosial di kota yang relevan sampai saat ini. Musibah kebanjiran gara-gara buang sampah sembarangan, dan kebakaran gara-gara kompor meski penyajiannya masih sangat sarat humor dan penuh celetukan-celetukan jenaka. Kudos juga untuk backing bandnya bisa mengimbangi kegilaan Benyamin.

“Pensiunan Jagoan”

Menjelang akhir ‘80an, Benyamin berkolaborasi dengan salah satu seniman/pelawak besar Indonesia, Edy Sud dan menulis lagu dengan nuansa disko. Liriknya? Tentunya masih jauh dari serius.

“Badminton”

Ini adalah lagu yang menjabarkan tentang bagaimana salah satu aktivitas sehari-hari bisa jadi lagu yang eksentrik dan catchy. Simak pula musiknya, di mana musik gambang kromong dan tiba-tiba bisa berubah menjadi musik blues rock. Liriknya? Bahasa Inggris, campur bahasa Indonesia, campur bahasa Sunda, lengkap dengan celetukan-celetukan free style.

“Superman”

Lagu ini muncul jauh sebelum musisi Indonesia banyak membuat lagu berlirik campur bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam satu lagu dan sering terdengar murahan, Benyamin S. sudah melakukannya dengan lebih norak dan lebih murahan lagi. Tidak hanya menyelipkan bahasa Inggris di bagian reff saja, tapi selang-seling dalam setiap kalimat sejak verse. Tapi, tentu dengan kelasnya sendiri.

“Di Sini Aje”

Ini adalah lagu kocak yang sangat multitafsir, kalau bahasa zaman sekarang: plot twist. Lagu jenaka ini bisa jadi contoh yang sangat bagus bagaimana Ida Royani menjadi pasangan duet yang paling cocok dan sangat bisa mengimbangi ke-absurd-an Benyamin.

“Abang Pulang”

Perhatikan suara synthesizer brengsek yang membuat lagu ini terdengar murahan dan konyol, tapi seru. Aransemen keroncong bercampur musik pop, dengan nuansa betawi dan dengan lirik yang kocak. Lagi-lagi, salah satu duet paling seru dengan Ida Royani.

Vokalis/gitaris 70sOC dan penjaga konten Pophariini.com. Suka membaca tentang musik, tentang subkultur anak muda dan sangat gemar menonton film.

View Comments (1)

Comments (1)

  • HOPE
    HOPE
    21 Mar 2018
    the legend never fade away
You must be logged in to comment.
Load More

spinner