“Sebelah Mata” dan Kampanye Keadilan Novel Baswedan

“Sebelah Mata” dan Kampanye Keadilan Novel Baswedan

Dimensi lagu “Sebelah Mata” tak hanya relevan terhadap kasus Novel yang juga kehilangan sebelah matanya. Kasus yang menerpa Novel Baswedan ini mengingatkan kita tentang “matinya” hukum di negara ini. “Sebelah Mata” juga bisa menjadi simbol yang lebih luas tentang betapa hukum di negeri ini memang sebelah mata. Seperti simbol peradilan itu sendiri yang menggambarkan seorang “Dewi Keadilan’ yang ditutup matanya oleh sehelai kain. Bahwa hukum di negara ini tak pernah adil. Betapa banyak kasus terutama menyangkut pelanggaran HAM yang tak pernah usai.  

Lagu “Sebelah Mata” tidak lagi menjadi sesuatu yang personal. Kini dimensi lagu ini menjadi kian luas apalagi didorong dengan kampanye lewat media sosial yang memudahkan segala sesuatu menjadi “viral” dan tersebar. Musik memang merupakan “virus pikiran” (meme) yang bekerja secara tidak sadar. Seperti yang diungkapkan oleh Richard Brodie (2009) apa yang dimaksud dengan “meme” atau “virus pikiran”  bahwa seperangkat gagasan, pemikiran, konsep, dan ideologi dapat “menular” bak virus. Musik, seperti halnya periklanan, ia dapat dengan mudah masuk ke alam bahwa sadar dan mendorong perilaku kita.  Musik dapat membuat replikasi dari meme tersebut menjadi kian tersebar sebagai sebagai bagian dari membentuk kampanye “pikiran”.

Saya pikir upaya yang dilakukan ERK adalah tanggung jawab sosial seniman untuk melihat apa yang tidak beres di sekitar mereka dan melakukan upaya mendorong perubahan sosial lewat karya musik. ERK mengajak masyarakat – mungkin dalam hal ini anak muda zaman now mengingat kampanye ini dilakukan di media sosial – untuk turut serta mengawal dan mengawasi kasus yang menimpa Novel Baswedan. Kampanye yang dilakukan ERK memadukan musik dan media sosial sebagai bentuk ruang publik baru yang dapat menjadi panopticon (pengawas) untuk melihat ketidakadilan di masyarakat.

***

Photo header: Efek Rumah Kaca

Nama Idhar Resmadi sudah dikenal di kalangan jurnalis musik tanah air. Music Records Indie Label (2008), Kumpulan Tulisan Pilihan Jakartabeat.net 2009-2010 (2011), dan Based on A True Story Pure Saturday (2013) adalah karya yang sudah ia rilis. Selain itu, ia juga merupakan peneliti lepas, pembicara, moderator, atau pemateri untuk bahasan musik dan budaya.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner