Romantisme Lagu-Lagu Cinta Pop Indonesia 1990an

Romantisme Lagu-Lagu Cinta Pop Indonesia 1990an

Sementara dari katalog Dewa 19, saya terkenang akan “Cinta Kan Membawamu Kembali” dari album Terbaik Terbaik pada 1995. Ah, piano itu, kita semua hafal. Dari intro, verse, sampai refrain, buat saya begitu sempurna. Meskipun pada 1997 Dewa 19 mengeluarkan album Pandawa Lima dan menghadirkan lagu sekeren “Kirana”, saya tidak bisa bilang bahwa tak pernah tersentuh dengan kekuatan “Cinta Kan Membawamu Kembali”. Selain itu, di album Terbaik Terbaik juga terdapat “Satu Hati (Kita Semestinya)” sementara album Format Masa Depan yang rilis setahun sebelumnya, menghadirkan lagu penutup “Tak Ada Cinta Yang Lain”—kesemuanya adalah lagu-lagu yang bisa membuat kita bengong di atas kendaraan yang melaju dan teringat akan seseorang.

Vokalis Ari Lasso bukan hanya menghadirkan romantika melalui Dewa 19, tapi suaranya juga disertakan pada lagu Melly berjudul “Jika”, dirilis 1999. Notasi lagu ini betul-betul melenakan, masa Melly sedang jaya menjadi penulis lagu jaminan mutu, bahkan sekalipun aransemennya dipadukan dengan sound bas Anto Hoed yang dibuat berbunyi “kasar”, yang menjadikannya unik bukan mengganggu. “Jika” terdengar luar biasa!

Masih tentang lagu cinta era 1990an, saya terkenang juga akan Kidnap Katrina.

Anang Hermansyah masih kurus, gondrong, dan muda ketika tergabung menjadi vokalis Kidnap Katrina. Mengikuti sukses komersial Slank, awal 1990an adalah masa menyeruaknya gelombang yang disebut sebagai “band Potlot”, yakni musisi/band yang biasa berkumpul di markas Slank dan teman-temannya di Jalan Potlot, Jakarta. Mereka yang berkumpul di sana memiliki rentang usia yang cukup lebar, dari Bimbim hingga adiknya, Massto. Kidnap Katrina salah satunya, Massto menjadi drummer-nya; mereka berhasil merilis album yang menyegarkan, suara baru anak muda, lahir dari  pengaruh gelombang “rock alternative” saat itu . Di album yang ilustrasi sampulnya dikerjakan oleh Adrian Adioetomo ini, terdapat sebuah lagu cinta berjudul “Biru” yang bisa jadi pasokan suasana kegalauan. Triknya sederhana sekali: cukup temaramkan lampu di kamar, dan biarkan “Biru” datang berbunyi.

Harlan Boer adalah penulis, musisi, produser, dan seniman visual. Pernah tergabung bersama the Upstairs, C'mon Lennon, dan menjadi manajer band Efek Rumah Kaca. Sebagai singer-songwriter hingga kini sudah merilis sejumlah single, 4 mini album, dan 2 album penuh. Tinggal dan bekerja di Jakarta.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner