Records Store Day 2018: Penjualan Rilisan Fisik (Indie) Baik-baik Saja

Records Store Day 2018: Penjualan Rilisan Fisik (Indie) Baik-baik Saja

Photo by: @vinodii

Sejak awal Records Store Day (RSD) diadakan di Indonesia, tepatnya tahun 2011, peminat rilisan fisik yang “tersisa” semakin menggeliat untuk berburu rilisan fisik sebagai bentuk apresiasi sesungguhnya atas rilisan fisik dari band atau musisi yang mereka sukai. Mereka tetap membeli, mendengarkan dan mengoleksi rilisan fisik layaknya era ‘90an. Walaupun di pertengahan tahun 2000an penjualan rilisan fisik menurun drastis, khususnya untuk rilisan major label, hingga dekadensi menjadi tren Ring Back Tone (RBT) yang sangat amat saya benci sempat menjadi “juru selamat” major label. Tapi, itu tidak berlangsung lama, karena sesuatu yang berbau tren pasti secara cepat atau lambat akan hilang, berganti dan ditinggalkan. Kala itu, walaupun band saya ada RBT-nya saya, tidak pernah memasang RBT band saya sendiri sebagai sikap perlawanan akan budaya popular pada saat itu.


Merchandise

Di tahun 2012, pertama kali Records store day Indonesia dihelat dan animomya bagus. Di situ lah terlihat siapa yang masih benar-benar mengkonsumsi rilisan fisik. Ajang itu menjadi ajang kumpul-kumpul sekalian jual beli rilisan fisik yang cukup masif di tengah lesunya penjualan rilisan fisik major label. Di sini, saya tidak bermaksud mengecilkan major label, tapi memang begitulah fenomena yang terjadi. Fans band indie memang lebih loyal untuk mendukung band-band yang mereka suka, selain dengan menonton konser, membeli merch, juga membeli produk utama dari band tersebut yaitu rilisan fisik yang dirilis dalam berbagai macam format, dari cakram padat alias compact disc, kaset, sampai piringan hitam atau vinyl.


Rilisan Fisik

Records Store Day 2018 merupakan kali ke-tujuh acara selebrasi bagi pecinta rilisan musik fisik diadakan. Kali ini, RSD 2018 chapter Jakarta diadakan di sebuah mall di bilangan Jakarta Selatan. Salah satu yang spesial dari RSD 2018 adalah sebuah kompilasi RSD. Ini juga merupakan kali pertama dicetaknya kompilasi RSD dalam bentuk compact disc yang dicetak 1000 keping hasil kolektif dari beberapa label yang mendukung kompilasi tersebut, seperti Lawless Recs, Bhang Recs, Sepsis Recs, Quickening Recs, Langen Swara dan Wigwam Records Store yang diisi berbagai band dari penjuru Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Bali, Makassar dengan genre musik yang juga heterogen.


Records Store Day

Records Store Day Indonesia 2018 di Jakarta menyedot 3500 pengunjung dari generasi muda sampai generasi tua (saya sempat melihat rocker veteran Ikang Fawzi ketika saya menjadi selecter di booth DJ) dalam dua hari dan disesaki 61 booth yang menjual rilisan fisik dan perintilannya. Saya rasa, perputaran uang di acara tersebut mencapai di atas 100 juta rupiah, dilihat dari banyaknya animo para pengunjung yang melakukan transaksi di acara tersebut.

Rilisan yang dirilis di official booth juga beragam, dari mulai musik pelan sampai musik ekstra cadas. Format rilisan juga beragam, dari vinyl 7”, kaset, CD ukuran normal sampai CD ukuran 3”. Kemasan-kemasanya juga variatif dan menarik. Banyak rilisan yang terjual habis dalam hitungan jam dan antrian sudah dimulai sejak sekitar pukul 10 pagi. Dari rilisan Siksakubur sampai Dewa Budjana juga bisa didapatkan di acara selebrasi para apresiator rilisan fisik tersebut.

Vokalis dari band death metal Ibukota, Deadsquad.
Owner dari minor label dengan genre musik heterogen Alaium Records, fokus merilis album band dalam format kaset.
alaiumrecords@gmail.com
www.facebook.com/alaiumrecords

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner