Pertunjukan Mesti Tetap Berjalan

Pertunjukan Mesti Tetap Berjalan

Institusi komersial penjual karcis pun berperan serta. Mengajak serta para artis untuk unjuk aksi secara virtual. Baik berupa konser digital maupun gelar wicara. Ada juga yang memilih independen, mengerjakannya sendiri tanpa pelibatan entitas bermodal besar. Namun tak semua sukses berjualan tiket. Nama besar sekali pun bukanlah jaminan dagangan bakal laku. Apalagi yang mengerjakannya secara mandiri dan skala lokal/kecil.

Barangkali satu dari sedikit yang berhasil mengasong secara digital adalah KaranTivi, kanal virtual independen yang khusus mengangkat talenta di skena Surabaya dan sekitarnya. Menurut sosok yang berada di belakangnya, Kharis (Silampukau), KaranTivi memang ia sengaja gagas bersama beberapa teman-temannya untuk, salah satunya, merespons bahwa pandemi ini tak bakal mematikan skena musik. Pun, dengan segala keterbatasan, pertunjukan mesti terus berlangsung.

Bagi Kharis dkk, tidak perlu menunggu uluran tangan. Tapi kerjakan saja sendiri. Buktikan bahwa skena lokal juga bisa dan solidaritasnya kuat. KaranTivi ternyata sanggup membuktikan bahwa skena lokal mampu berdiri di atas kaki sendiri. Deretan konser digital yang diselenggarakannya diminati sekali. Tiket selalu terjual ludes.

Pendeknya: wahana digital gempar dan hingar-bingar.


KaranTivi, pertunjukan musik mandiri yang mengusung hanya talenta-talenta lokal, sepenuhnya mandiri, tanpa pelibatan institusi bermodal besar dan berhasil.

Rudolf Dethu memiliki beragam profesi. Mulai dari manajer band, penulis buku, jurnalis, pengamat musik, aktivis gerakan sosial kemasyarakatan, koordinator program kesenian, sempat menjadi penyiar radio cukup lama, pun menyandang gelar diploma di bidang perpustakaan segala.

Pernah ikut menyelenggarakan salah satu festival industri kreatif terbesar di Indonesia, Bali Creative Festival, selama 2 tahun berturut-turut. Namanya mulai dikenal publik setelah turut berperan membesarkan Superman Is Dead serta Navicula.

Belakangan ini, Dethu disibukkan utamanya oleh 3 hal. Pertama, Rudolf Dethu Showbiz, band management yang mengurusi The Hydrant, Leanna Rachel, Manja, Athron, Leonardo & His Impeccable Six, Negative Lovers, dan Sajama Cut. Kedua, Rumah Sanur - Creative Hub, di mana ia menjadi penyusun program pertunjukan musik dan literatur. Ketiga, MBB - Muda Berbuat Bertanggungjawab, forum pluralisme yang mewadahi ketertarikannya pada isu kebinekaan dan toleransi.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner