Perjalananmu, Kisahmu: Menemukan Diri dalam Lirik dan Lagu
Semua orang pasti sepakat bahwa karya yang baik mampu meninggalkan kesan dan pengaruh yang kuat bagi penikmatnya. Pengaruh tersebut bisa muncul karena adanya keterikatan emosional serta nuansa yang mampu menyentuh perasaan dan memberi kesan mendalam pada penikmatnya. Dari mana itu datang? Seperti apa formulasinya? Bagaimana cara menyusun komposisinya? Pertanyaan-pertanyaan tadi sering muncul di benak pembaca atau penikmat karya-karya saya, dimulai dari lagu-lagu dalam album Payung Teduh (2010), Dunia Batas (2012), Ruang Tunggu (2017), dan yang terbaru album Dua Buku Pusakata (2018).
Saya percaya bahwa karya, dalam tulisan ini karya yang dimaksud adalah lagu dan lirik, yang baik untuk diperdengarkan adalah karya di mana kamu menemukan dirimu dalam karya tersebut dan kamu bisa menceritakannya dengan caramu. Ceritakan apa yang kamu punya: pengalamanmu, perjalananmu, kisahmu, dengan cara yang jujur dan tulus untuk berbagi. Kemas dengan pengetahuan, penguasaan kosakata dan tata bahasa yang baik sehingga kita bisa menyajikan cerita berupa karya yang lugas, padat berisi, dan mudah dipahami pendengar. Dengan begitu karyamu bisa diterima orang lain.
Berkenaan dengan cerita yang menjadi sajian utama lirik, saya pribadi percaya bahwa cerita yang paling kuat rasanya adalah cerita berdasarkan pengetahuan empiris. Sesuatu yang nyata-nyata sudah dirasakan, disaksikan dan dialami sendiri akan lebih mudah dijabarkan daripada yang sekadar diandai-andai. Misalnya, lirik tentang kisah cinta abadi yang ditulis oleh seorang remaja dan seorang lelaki paruh baya yang sudah menikah selama puluhan tahun, tentu tidak akan menghasilkan kedalaman rasa yang sama, meski temanya sama-sama tentang cinta yang abadi. Kebanyakan orang berusaha terlalu keras untuk memoles dirinya sendiri menjadi sesuatu yang kompleks demi terlihat keren dan berbobot dalam berkarya, tidak menjadi dirinya sendiri. Akhirnya yang terlihat malah sebuah gambaran besar saja, tanpa mampu menghadirkan detail dan kedalaman rasa yang justru menjadi ciri dari karya yang lugas dan orisinal. Sebuah kutipan anonim yang terkenal mengatakan, “Jadilah dirimu sendiri, sebab jati diri yang lain sudah diambil oleh orang lain.”
Comments (0)