Penyesalan di Tahun 2018

Penyesalan di Tahun 2018

Foto di atas merupakan dokumentasi pribadi Risa Saraswati.

Tahun 2018 akan segera berlalu, puluhan resolusi untuk tahun 2019 segera disusun. Padahal, sisa resolusi di tahun lalu saja belum semua terwujud.

Betapapun muluknya itu, setidaknya resolusi selalu jadi motivasi terbaik setiap orang untuk mencapai harapan-harapan baru di masa yang akan datang.

Akhir tahun adalah waktu penyesalan, selalu seperti itu. “Seharusnya saya begini, seharusnya saya begitu, ah coba saja bisa memutar waktu, ah percuma punya harapan toh sepertinya hidup begini-begini saja.”

Saya salah satunya, yang kerap berharap akan banyak perubahan di tahun baru.

Nyatanya, merasa sama saja.
Tak ada yang berubah.

Hampir semua manusia merasa hal itu, merasa tak ada yang berbeda, semuanya sama seperti biasa. Jadi, jika kalian merasakan hal seperti itu juga, tak mengapa... Itu sangat manusiawi.

Waktu adalah pemicu, orang-orang di sekitar adalah pengingat. Terkadang saat diri merasa begini-begini saja, orang di sekitar yang akan mengingatkan bahwa sebenarnya hidup kita tak seperti itu. Coba renungkan baik-baik, atau tanya orang sekitar sebenarnya apa yang telah berubah setahun belakang ini, adakah hal yang terasa baik dalam diri kita di mata mereka?

Orang lain selalu mengingat lebih baik daripada diri mereka sendiri, begitupun kita yang sangat mudah mengingat segalanya tentang orang lain ketimbang diri kita sendiri. Berbagi ingatan adalah hal yang menarik untuk dilakukan di penghujung tahun ini. Mungkin itu juga yang jadi landasan kenapa semua orang di penjuru dunia berkumpul bersama orang-orang terdekat di penghujung tahun, dan merayakannya bersama-sama.

Saya mungkin salah satu orang yang kurang pandai bersyukur, selalu tak mengukur sebenarnya apa yang berhasil dicapai di tahun 2018 ini.

Orang-orang sekitar mulai mengingatkan segala pencapaian itu. Tiga karya tulis saya berhasil diinterpretasi ke dalam layar lebar dengan cukup apik, dan menghasilkan jumlah penonton yang lumayan menyegarkan. Setelah sekian lama vakum bernyanyi, akhirnya saya kembali menulis lagu dan membuat album musik. Vlog iseng berjudul “JurnalRisa” yang saya buat bersama teman dan saudara-saudara saya diapresiasi dengan baik. Dan yang paling mengagetkan adalah, akhirnya bertemu calon imam. Mengejutkan! Bahkan rasanya ini lebih dari sekadar pencapaian.

Tapi saya juga manusia, yang merasa selalu kurang-kurang dan tak tahu apa yang harus dibanggakan. Rasanya selalu tak cukup, tak cukup pantas untuk disebut manusia baik.

Partime singer, partime writer, & partime ghosthunter

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner