Pecat Personil Band, Apakah Keputusan yang Tepat?

Pecat Personil Band, Apakah Keputusan yang Tepat?

Pemecatan Personil di Indonesia

Band DeadSquad mengumumkan Daniel Mardhany bukan bagian dari anggota band, pada Sabtu 21/8/2021. Dalam pengumumannya tak dijelaskan kenapa Daniel tak lagi memperkuat DeadSquad.

"Mulai hari ini Daniel Mardhany tidak lagi bersama dengan DeadSquad. Terima kasih kepada Daniel Mardhany atas semua kontribusinya dalam perjalanan karir DeadSquad sejak tahun 2009. We wish you luck and wellbeing for you and your career @possessedtomerch”.

Belum diketahui secara pasti apa penyebab Daniel dipecat dari band. Tapi berhembus dugaan kuat dari publik, hal ini mungkin ada kaitannya dengan kasus narkoba yang menjerat Daniel. Dan Daniel sendiri baru menghirup udara bebas pada awal Agustus 2021.

Contoh lain yang baru-baru ini terjadi adalah Buluk Superglad. Akun resmi instagram Superglad pada 27 Mei 2022 memberikan pernyataan: “Officially statement. Kami Superglad mendengar jika ada banyak laporan dari teman dan kolega yang mengaku jadi korban dugaan penipuan berkedok investasi yang diinisiasi oleh Buluk (Lukman Laksana Rakalogatama). Dengan ini, kami Superglad, menyatakan bahwa itu benar-benar urusan pribadi Buluk dan tidak ada sangkut pautnya dengan kami Superglad. Di slide 2 merupakan perjanjian kami yang kami lakukan dengan di tahun 2017 dengan Buluk mohon menjadi perhatian, terima kasih.”

Dan pada 1 Juni 2022 akun tersebut makin mempertegas pernyataan pemecatan dengan kalimat: “Terhitung mulai tanggal 1 Juni 2022, Buluk aka Lukman Laksamana sudah tidak lagi bagian dari Superglad. Kami akan terus berjalan dengan napas dan format baru, Terima kasih semua atas supportnya terhadap Superglad, show must go on, walk to together rock together.”

Buluk dituding menipu miliaran rupiah dan menghilang begitu saja. Atas tudingan tersebut, Superglad memutuskan untuk memecat Buluk. Hal ini disampaikan Superglad dalam Instagram miliknya.

Pemecatan Belum Tentu Jadi Solusi

Perilaku buruk personil yang pasti mengacaukan laju karir band belum tentu berujung pemecatan. Karena mungkin mereka menimbang ulang, bahwa pengusiran personil bisa jadi sebuah keputusan yang salah. Contohnya adalah kasus yang menimpa James Hetfield, biduan Metallica. Vokalis dari salah satu band tersukses sepanjang masa ini pun tak luput dari kecanduan alkohol. Pada tahun 2004, Hetfield masuk rehabilitasi. Dia berasal dari keluarga broken home, dia tidak ingin anak-anaknya bernasib sama dan dia bersumpah untuk bersih. Akhirnya dia mengikuti program 7 minggu rehabilitasi.

Setelah 15 tahun tenang, Hetfield memeriksakan diri ke rehabilitasi lagi pada Oktober 2019, dan hingga membatalkan tur Metallica di Australia dan Selandia Baru demi memprioritaskan kesehatannya. Rekan bandnya tak ada yang berani memutuskan untuk memecat Hetfield, bahkan Lars Ulrich, Kirk Hammet, dan Robert Trujillo merilis sebuah pernyataan pada saat itu yang mengatakan: “Seperti yang mungkin Anda ketahui, saudara kita James telah berjuang dengan kecanduan selama bertahun-tahun. Sayangnya, dia sekarang harus masuk kembali ke program perawatan untuk memulihkannya kembali.” Dia malah mendapatkan dukungan

Contoh berikutnya adalah kasus Kurt Cobain, vokalis Nirvana. Semua personil Nirvana sudah mengkhawatirkan penggunaan heroin Kurt selama bertahun-tahun. “Saya terlibat dalam upaya mendapatkan bantuan profesional Kurt dalam banyak kesempatan,” kata mantan manajer Nirvana Danny Goldberg. Orang-orang yang dekat dengannya menyadari bahwa sudah waktunya untuk mengambil tindakan drastis.

Pada akhir musim panas 1992, Cobain memasuki program detoks intensif selama 60 hari di Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles. Tetapi rehabilitasi rawat inap tidak berhasil untuk Cobain, dan dia mulai menggunakan heroin lagi. Kurt Cobain menyesal menggunakan heroin, yang pada awalnya untuk meringankan rasa sakit dari penyakit perutnya.

Personil Nirvana atau manager band tidak pernah mengancam akan memecat Kurt. Pada tanggal 25 Maret 1994, rekan band Nirvana dan manajer menggelar diskusi bersama Kurt Cobain di rumahnya sebagai bagian dari intervensi. Pat Smear, dan Krist Novoselic pernah mengancam, mereka akan membubarkan band jika Cobain tidak masuk rehabilitasi.

Kasus Hukum Musisi Lokal

Musisi Indonesia juga pernah tersandung kasus hukum. Kita lihat kasus pentolan Dewa 19 yakni Ahmad Dhani, dia divonis atas dua perkara yang bebeda. Dalam kasus "vlog Idiot", Dhani divonis satu tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Surabaya, Selasa (11/6/2019), karena terbukti melakukan pencemaran nama baik. Dan Ahmad Dhani langsung mengajukan banding atas vonis tersebut. Sementara dalam perkara ujaran kebencian di PN Jakarta Selatan, Dhani divonis 1 tahun 6 bulan penjara pada 31 Januari 2019. Setelah banding, hukumannya menyusut menjadi 1 tahun. Tapi apakah rekan personil Dewa yang lain berani memutuskan mengeluarkan Dhani?, tentu tidak. Boleh jadi jika Dhani dipecat itu merupakan keputusan gegabah dan merugikan masa depan band.

Contoh berikutnya yang terjadi pada Nazriel Irham, dikenal dengan nama Ariel, dia terdakwa kasus penyebaran video seks, sampai akhirnya divonis penjara tiga tahun enam bulan dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Jalan RE Martadinata, Senin (31/1/2011). Ariel juga dikenakan denda Rp 250 juta juga subsider kurungan selama tiga bulan. Dalam vonis yang dibacakan ketua majelis hakim, Singgih Budi Prakoso, Ariel dinyatakan melanggar Pasal 29 juncto Pasal 4 UU 44 Tahun 2008 tentang Pornografi. Didasarkan atas tindakan Ariel yang dianggap telah sengaja memenuhi unsur memberi kesempatan kepada orang lain untuk mengopi dan menyebarkan video seksnya dan membuat serta menyediakan pornografi.

Sekali lagi apakah berani anggota band lain memecat Ariel? Saya rasa itu juga akan jadi keputusan luar biasa salah. Karena peran Ariel di Noah amat besar dan tak tergantikan. Keputusan mengusir Ariel dari band akan jadi keputusan fatal yang bisa mengubur masa depan band.

Contoh terakhir adalah Jerinx, drummer Superman Is Dead (SID). Hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memvonis musisi I Gede Aryastina alias Jerinx dengan hukuman penjara selama satu tahun dan denda Rp25 juta.

"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa  selama satu tahun dan denda Rp25 juta subsider 1 bulan," kata Hakim Ketua Pengandilan Negeri Jakarta Pusat Surachmat saat membaca putusan vonis di ruang persidangan.

Jerinx didakwa melanggar Pasal 29 juncto Pasal 45 B Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik serta Pasal 27 ayat 4 juncto Pasal 45 ayat 4 UU ITE. Sidang putusan vonis tersebut dilakukan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Kamis (24/2/2022). Tidak ada wacana pemecatan Jerinx berhembus dari rekan personil lain. Malah atas nama band mereka memberi dukungan.

SID menyatakan dukungannya untuk Jerinx saat dia dilaporkan ke polisi oleh Ikatan Dokter Indonesia karena dianggap sebagai kacung WHO.

“Sudah beberapa bulan JRX getol menyuarakan aspirasi menentang kebijakan beberapa pihak yang dirasa membuat masyarakat makin terpuruk dimasa sulit saat ini. Hal ini tentunya mendapat pula dukungan dari keluarga kecil di band yang dibangun bersama-sama hingga berada di titik saat ini. Penuh harapan semoga langkah hukum yang ditempuh @gendovara bersama tim dari @gendolawoffice dalam menyikapi kasus ini bisa berujung keputusan yang adil dan tentunya mampu memberi contoh transparansi penegakan hukum yang baik kepada masyarakat luas," tulis SID.

Che 'Cupumanik'

Che Cupumanik adalah biduan dari dua band grunge, yakni CUPUMANIK & KONSPIRASI. Ia pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah independen bernama JEUNE MAGAZINE, selama 29 edisi.

Kiprahnya dalam dunia musik pernah ditulis dalam sebuah buku berjudul "ROCK MEMBERONTAK", ditulis oleh orang dari litbang KOMPAS bernama Eko Wustuk.

Selain sebagai musisi, Che juga sering menjadi pembicara. Dia pernah bekerja sama dengan institusi KPK, tur ke beberapa kota untuk melakukan klinik penulisan lirik antikorupsi. Dia pernah tampil sendiri dalam pentas monolog di bentara budaya KOMPAS.

Selain menulis artikel di beberapa media dan portal musik, Che termasuk dalam tim 'ROCKOTOR TV', sebuah channel TV di YouTube yang mengupas gerakan musik grunge nusantara. Che kini sedang menyelesaikan proyek album solonya, dan tengah menyelesaikan penulisan buku karya perdananya.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner