Musik yang Memerdekakan

Musik yang Memerdekakan

Teringat awal perkenalan saya dengan Hip Hop semasa SD, bagi saya musik ini hanya terdengar seperti ucapan kata-kata datar yang mengikuti suatu ritme tertentu. Mulai dengan mendengar 50 cent, Snoop Dogg, dan Eminem, saya tidak pernah punya ketertarikan lebih untuk mengulik lebih jauh tentang musik ini. Deretan nama yang saya sebut sebelumnya juga biasanya saya dengarkan hanya karena nama mereka sudah sangat populer dan lagu-lagunya memenuhi tangga lagu mainstream. Hingga suatu hari, Rand Slam mengenalkan lebih dalam tentang apa saja karakteristik unik yang membuat Hip Hop disebut Hip Hop.

Perkenalan saya yang lebih dalam dengan musik Hip Hop itu terjadi sekitar tahun 2011. Sejak saat itu, saya jadi rajin untuk mengikuti album-album terbaik dari tiap tahunnya. Mulai dari 1980an sampai yang terbaru semua saya jajal. Evolusi Hip Hop terjadi di berbagai lini, jika kita dengarkan dengan baik semua album tersebut. Mulai dari lirik dan instrumental yang awalnya sangat sederhana, seperti "Top Billin" dari Audio Two hingga menjadi sekompleks "For Free?" milik Kendrick Lamar. Selain itu, Hip Hop juga terus diperkaya slang dan jenis-jenis flow baru yang terus bermunculan setiap tahunnya (coba dengarkan E-40 dan Blueface, maka kalian akan paham maksud saya).

Jika kita misalkan evolusi Hip Hop sebagai siklus hidup kupu-kupu, maka kini musik ini sudah berada di tahap menjadi kupu-kupu yang utuh dengan sayap yang indah, menurut saya. Semua ini tentu hanya dapat terjadi ketika pelakunya terus menggebrak batasan-batasan dan terus secara aktif dan berani untuk mempertanyakan hal keren apa yang bisa diciptakan selanjutnya.

Harus saya akui memang, saya adalah seorang fanatik berat boombap (salah satu subgenre Hip Hop yang muncul sekitar tahun 1980an akhir hingga tahun 1990an). Namun, mendengar boombap terus menerus selama bertahun-tahun cukup membosankan. Menurut saya, di kalangan anak muda Indonesia sekarang, ada pemikiran bahwa Hip Hop yang benar adalah boombap. Hal ini terjadi karena generasi muda takut untuk menyuarakan pendapat mereka. Mereka merasa sosok orang yang dituakan selalu benar dan pendapat mereka adalah hal sakral yang tidak boleh dipertanyakan.

Jayawijaya Parulian Nababan

Jayawijaya Parulian Nababan atau yang dikenal sebagai Joe Million adalah rapper yang tidak tergabung dalam label manapun. Saat ini aktif dalam divisi kebersihan Rumah Mesra di Sukabumi. Aktif rap sejak tahun 2011 sampai saat ini, Jayawijaya sudah menghasilkan belasan album dan ratusan lagu. Rekaman, tur, dan menikmati minuman keras dari berbagai daerah menjadi rutinitasnya kini.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner