Musik Metal dan Kesehatan Mental

Musik Metal dan Kesehatan Mental

Kredit foto: stuff.co.nz

Pernah terpikir kah oleh kalian seberapa jauh pengaruh musik tertentu yang kalian dengar terhadap diri kalian sendiri? Pengaruh mood dalam menjalani aktivitas hari-hari, hal itu merupakan hal yang tidak begitu asing untuk kita tahu. Kebiasaan kita mendengarkan playlist musik yang kita sukai di berbagai aplikasi yang ada di handphone saat santai menyeruput kopi di pagi hari, di perjalanan menuju suatu tempat, di meja kerja sampai hendak tidur lagi. Benefit musik di antaranya berpengaruh pada perubahan peningkatan secara aktivitas fisik, psikis, motorik hingga spiritual seseorang.

Beberapa hal kontroversial di antaranya yang sering kita dengar dari orang dahulu bahwa sebuah musik dapat berpengaruh terhadap pembentukan perubahan fisik, psikis dan kepribadian seseorang ke arah negatif. Yaa… Memang betul ada seperti itu. Namun, seiring berjalannya waktu banyak peneliti dan orang-orang di luar sana berusaha mencari tahu kebenaran dan apa yang dimaksud dari hal tersebut, termasuk kamu yang sedang membaca ini.

Apakah hanya efek negatif yang muncul? Apakah fair kalau kita semua hanya membicarakan efek negatifnya saja? Kalau ada sisi negatif, pasti ada sisi positifnya juga dong. Dan kita semua pasti ingin tahu.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Katrina Mcferran, seorang peneliti yang berfokus dalam music therapy menuliskan bahwa setiap jenis musik bisa menjadi bentuk terapi kepada seseorang. Bahkan musik metal sekalipun memberikan peluang untuk memberikan energi, meningkatkan kepercayaan diri dan juga sebagai “alat” untuk mengeksplorasi diri, di mana musik metal menjadi fasilitator yang efektif untuk menjadi tempat ekspresi emosi seseorang

Hal lainnya juga ditemukan dalam penelitian psikolog Australia, Paula Rowe dan Bernard Guerin. Mereka menjelaskan bahwa identitas musik heavy metal sebenarnya membantu seseorang mengisolasi mereka dari kesehatan mental. Beberapa kasus di antaranya yang pernah terjadi dan dekat di sekitar kita yaitu adanya kasus pengintimidasian, sikap dipinggirkan atau dikucilkan saat di dunia nyata, di tempat kerja, sekolah, ataupun saat online sekalipun. Dalam penelitiannya, Rowe dan Guerin menemukan orang-orang yang aktif dalam musik metal membantu diri mereka untuk mengatasi perasaan marah, perasaan dikucilkan tadi, serta memunculkan rasa stabil dalam karakter maupun emosional serta dapat membangun identitas diri untuk bertahan dari tekanan lingkungan mereka sendiri, sehingga mereka mengurangi potensi atau kecenderungan ke masalah kesehatan mental mereka.

Bukti lainnya dari sisi positif skena musik metal pada kondisi seseorang dalam pembentukan dan perkembangan karakternya dipaparkan pada penelitian yang dilakukan oleh salah satu musisi asal Bandung sekaligus doktor, yaitu Hinhin 'Akew', gitaris Nectura dan Humiliation. Bersama dua rekannya, ia melakukan penelitian yang berfokus pada “Exploring Alternative Masculinity” pada metal scene di kota Bandung. Musik metal dijadikan kecenderungan musik yang mengarah pada karakter maskulin, mulai dari bentuk musik, visual, lirik hingga penampilan yang ditampilkan. Meski bervariasi namun menunjukan ke arah maskulinitas seseorang. Namun di sisi lain dalam hal yang lebih spesifik, penelitian ini mematahkan stigma hipermaskulinitas terhadap gender dan kekerasan terhadap perempuan, serta membangun rasa menghormati dan peduli terhadap perempuan.

Wanita kelahiran Bandung '97 yang mendalami ranah musik underground dari tahun 2011 hingga akhir hayat nanti. Vokalis dari band INVICTA dan PIGPHOBIA, mendalami dunia modelling dan photography serta menjadi mahasiswi Psikologi.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner