Musik di Sungai Sebayang

Musik di Sungai Sebayang

Sungguh, semoga tidak ada perjanjian-perjanjian yang ditukar dengan uang. Selama perjalanan itu, saya benar-benar mengamati sekitar. Apa jadinya jika semua ini kemudian hilang dan apa yang saya lihat hari itu tidak dapat dilihat oleh anakku nanti?

Perjalanan saya waktu itu ditemani rekan dari Malang dan dipandu salah seorang suku yang tinggal di sana. Dia banyak bercerita tentang beberapa mitos yang berkembang, bahwa pengunjung yang bukan warga setempat dilarang mengambil apapun yang ada di sana, juga lagi-lagi soal warna baju dan kepercayaan yang lain.

Saya bukan orang yang skeptis, hanya saja seandainya itu adalah warisan luhur, saya sudah menghormatinya dengan tidak melanggar apapaun yang menjadi hukum adat di sana. Akan tetapi, ada perasaan lain. Ada bunyi-bunyi lain yang mengabarkan tentang sebuah fakta yang sengaja dibuat anggun dan manis menjadi mitos. Dan benar, beberapa meter perjalanan kami selanjutnya adalah sebuah hamparan tanah kosong, gundul, sekian hektar di samping kanan dan kiri sungai, seperti sebuah tempat selanjutnya setelah kematian. Gersang, mengerikan, menyakitkan! Berbanding terbalik dengan beberapa kawasan sebelumnya.

Dalam hati, pelan-pelan saya berperasangka baik, bahwa mitos-mitos tadi dibuat bukan untuk membodohi bangsa bahwa banyak potensi alam yang istimewa tumbuh disana. “Jangan kesini nak, sungainya berbahaya untuk selain yang memiliki ketaatan adat.” “Nak, jangan bawa kayu kering. Itu kawasan dilindungi.” Atau ucapan-ucapan hangat yang menakutkan semacamnya. Sehingga, hanya mereka yang dapat menguasai dan membentuknya sebagai lahan perut pribadi. Lalu, membuatnya menjadi kawasan hutan lindung yang memiliki badan hukum. Hukum yang akan dijadikan alat penindas kalau-kalau suatu hari akan ada orang yang datang dan benar-benar melindungi hutan tersebut dari kejahatan mereka.

Solois yang satu ini merupakan musisi dari kota Malang. Dengan lirik-lirik yang sarat makna, pola vokal yang berkarakter, dan petikan gitar yang unik, Iksan Skuter memberikan warna tersendiri untuk ranah musik independen tanah air.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner