Musik di Seputar Vagina

Musik di Seputar Vagina

Kartika Jahja adalah salah satu tokoh yang berhasil mencapai kesadaran tersebut. Melalui band Tika & The Dissidents, isu-isu seputaran keadilan dalam masyarakat hingga peran televisi diangkat bahkan dikritisi. Beberapa julukan diberikan padanya, seperti "Indonesia's Hottest Diva" versi TIME Asia, “Penyanyi Solo Perempuan independen Terbaik yang Dimiliki (Indonesia)” juga "30 Women Who Rock" versi majalah Rolling Stone Indonesia dan lain-lain. Ia juga turut andil dalam One Billion Rising, sebuah gerakan global anti kekerasan terhadap perempuan. One Billion Rising chapter Indonesia diorganisir olehnya, bersama beberapa aktivis dan seniman di Jakarta.

Aktivitasnya dalam menyuarakan kesetaraan dan keadilan terus berlanjut dan berkembang. Tika terjun langsung untuk menjadi pendamping bagi perempuan-perempuan korban kekerasan, mendirikan Yayasan Bersama Project yang mengedukasi publik tentang isu tersebut melalui musik, seni, dan kultur pop, juga bergabung dalam beberapa kolektif perempuan, di antaranya Kolektif Betina dan Mari Jeung Rebut Kembali. Sebuah predikat kembali diberikan pada Kartika Jahja, di mana pada tahun 2016 ia termasuk dalam "BBC 100 Women". Ini merupakan sebuah daftar yang berisi 100 perempuan yang dianggap paling menginspirasi dari seluruh dunia pilihan BBC.

Tika hanyalah salah satu perempuan yang berhasil berdiri menentang arus dan bercita-cita menjadikan isu yang dia kampanyekan menjadi bagian dari arus utama. Usaha membangun kesadaran publik untuk menjadikan isu perempuan dengan berbagai persoalannya sebagai bagian dari isu populer. Aksi kampanye melalu media estetis musik dan syair hari ini sudah mulai menampakan eksistensinya. Lembaga-lembaga formal maupun non formal yang menggabungkan musik dan dunia aktivisme terkait isu-isu perempuan mulai hadir dan menyuarakan opini mereka. Sebuah harapan baru bagi dunia musik Indonesia yang tidak hanya melulu menampilkan ekploitasi di luar kesadaran artisnya.

Ranah musik bawah tanah kota Bandung tidak akan pernah sama jika Addy Gembel tidak hadir di era '90an. Bersama grup musik ekstrim yang dinamai Forgotten, ia lantang menyuarakan hal-hal provokatif dan kontroversial, dengan dua jenis pilihan bahasa: frontal dan sangat frontal.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner