Mispersepi Lirik Lagu Metal

Mispersepi Lirik Lagu Metal

Sebagaimana genre musik lainnya, lirik-lirik lagu metal pun tidak lepas dari analogi atau pun metafora sebagai bagian dari estetika karyanya. Beberapa bahkan melakukan riset dengan bacaan-bacaan ‘penting’ lewat ragam buku 

Sebuah lirik dalam lagu biasanya merupakan hasil riset dan pengamatan si penciptanya. Ada yang menggali lebih jauh tentang apa yang dia rasakan, namun ada juga yang menuliskan tentang hal-hal yang dia lihat dan dia dengar dari luar. Misalnya saja grup musik Forgotten yang merespon kalimat “Gott ist tot” atau dalam bahasa Indonesia berarti “Tuhan Sudah Mati”, yang pertama kali dilontarkan dan ditulis oleh Friedrich Nietzsche dalam buku klasiknya, “Also sprach Zarathustra”. Addy Gembel selaku penulis di lagu “Tuhan Telah Mati” milik Forgotten memiliki gagasan yang sejalan dengan apa yang Nietzsche paparkan, di mana lagu tersebut merupakan sentilan untuk orang-orang yang merasa paling benar.

Pun begitu dengan apa yang direspon Beside ketika band ini menulis lagu “Aku Adalah Tuhan”. Jika dibaca sekilas tanpa mengkaji lebih jauh lagi, mungkin frasa kalimat “Aku Adalah Tuhan” seperti sebuah pernyataan dari kumpulan sekte terlarang. Namun jika mau sedikit lebih meluangkan waktu, prasangka itu saya pikir akan langsung berubah, karena ternyata apa yang Beside tulis merupakan sebuah sikap memerdekakan diri sendiri, di mana diri sendiri punya kendali besar atas apa yang diperbuat. Mungkin bisa dibilang sejalan pula dengan lagu “Atur Aku” milik Puppen, di mana pernyataan tentang ‘ke-aku-an’ dari diri sendiri menjadi penting untuk dilontarkan, dibanding harus tunduk patuh pada orang lain, atau mungkin versi luasnya, pada sistem yang kita tidak suka.

Dari contoh di atas tentu anggapan tentang lagu-lagu metal sering dianggap satanis karena disangka tidak percaya tuhan adalah salah besar, jika kita tidak menempatkan konteks dan sudut pandang yang benar dalam memahaminya. Lagipula jika memang benar apa yang ditulis Forgotten tentang tuhan telah mati, memangnya tuhan seperti apa yang ingin kita bunuh? Apakah Tuhan yang selama ini kita sembah? Atau ada Tuhan-Tuhan lainnya?

Penggalan lirik “mati logika, putuslah asa, sembah dunia, kotor media, racuni jiwa, halalkan dosa” di lagu "Tuhan Telah Mati" merupakan bentuk kritik keras Addy Gembel yang merasa muak dengan semua topeng kepura-puraan banyak orang bersembunyi dengan tajuk agama dan Tuhan, yang padahal dia melakukan hal-hal yang justru dibenci oleh Tuhan. Orang-orang yang mengaku bertuhan itu justru telah membunuh Tuhannya sendiri dengan mengesampingkan perintahNya.

Hal ini diperkuat dengan penggalan lirik lainnya yang berbunyi “mereka hina dan nista, terjerat oleh dunia”. Kata ‘dunia’ di sini pada akhirnya menjadi Tuhan itu sendiri, atau lebih tepatnya yang dituhankan. Terlepas dari kacamata agama, sebenarnya konsep menuhankan dunia bisa berbanding lurus dengan ideologi kapitalisme, atau pun trik politik yang menurut Aristoteles adalah sebagai alat untuk mencapai sesuatu (biasanya berupa kekuasaan), dengan cara apapun. Menggaris bawahi kalimat “dengan cara apapun”, ini jadi indikasi jika penindasan atas nama kekuasaan pada awalnya adalah berlatar belakang menuhankan dunia itu tadi. Sehingga, Tuhan yang sebenarnya sudah tidak ada lagi karena mereka bunuh dengan egosentris mereka akan hasrat duniawinya.

Jadi pertanyaan sebenarnya adalah Tuhan seperti apa yang seharusnya mati? Apakah hal-hal dogmatis yang hadir di sudut hati paling dalam setiap orang? Ataukah hal-hal yang berbanding lurus dengan ketamakan dan kerakusan tikus gendut berdasi, yang lenggang kangkung di sudut gedung, yang katanya mewakili rakyat itu?

Sebagaimana genre musik lainnya, lirik-lirik lagu metal pun tidak lepas dari analogi atau pun metafora sebagai bagian dari estetika karyanya. Beberapa bahkan melakukan riset dengan bacaan-bacaan ‘penting’ lewat ragam buku agar apa yang dia tulis bisa dipertanggung jawabkan dengan benar. Itu artinya banyak penulis lagu-lagu metal yang memang punya wawasan luas dibalik lagu-lagunya yang mungkin bagi sebagian orang berkonotasi negatif. Cara mereka menyanyi yang dianggap ‘lain’ pun mungkin tidak jarang melahirkan prasangka kurang baik bagi lagu-lagu metal. Namun toh nyatanya musik ini punya tempat istimewa di hati banyak orang karena kekuatan lagunya. Banyak orang tergerak dengan lagu-lagu metal, bukan hanya karena dimainkan dengan agresif saja, tapi juga karena kekuatan lirik yang ada di dalamnya. Misalnya saja lagu “Only The Strong” dari Burgerkill atau pun misalnya kutipan lirik “Individu Merdeka” dari Seringai. Itu semua mampu menggerakan pendengar lewat lirik lagunya.

Jika kemudian band-band metal banyak menghubungkan lagu-lagu mereka dalam visual menyeramkan lewat tengkorak dan darah, hal tersebut hanya perkara estetika visual saja, sebagaimana musik pop yang dihubungkan dengan visual dan warna-warna pastel, atau pun reggae dengan gambaran pantai dan suasana santai. Diakui atau tidak hal tersebut seolah menjadi satu paket dengan musik yang mereka usung. Jadi jangan heran jika misalnya ada metalhead yang berpakaian gambar tengkorak dan tulisan berdarah-darah, tapi takut dengan kecoa misalnya. Karena tidak ada hubungannya antara estetika visual dengan pembawaan diri kita. Termasuk dengan penulisan lirik di lagu-lagu metal. Selain itu, ada juga yang menempatkan metal sebagai ‘pelarian’ dari dirinya untuk bisa meneriakan keresahannya. Lewat lirik-lirik kemarahan dia menumpahkan apa yang menjadi beban dalam hidupnya, hingga tidak berlebihan pula jika metal berfungsi sebagai terapi diri agar tetap waras. Musisi metal juga manusia biasa, bisa marah, sedih, gembira, dan banyak lagi perasaan lainnya seperti orang pada umumnya. Bedanya, kami menuliskan hal tersebut dan awam tidak.

BACA JUGA - Overproud Bawain Lagu Orang? Kenapa?

Panji 'Veid'

Panji merupakan seorang vokalis dari band Veid, yang juga tergabung di Extreme Vocals Alience. Selain itu, Panji juga sedang aktif membangun usaha sebuah coffee shop bernama Idiolojop Coffee & Kedai Lakeum

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner