Mengurai Mimpi dari Soreang ke Jerman (Bagian Satu)

Mengurai Mimpi dari Soreang ke Jerman (Bagian Satu)

Carnivored


Foto didapatkan dari Carnivored

Sejak album No Truth Found (2014) dirilis di pasaran, mulai banyak orang yang membicarakan Carnivored. Jika sebelumnya mereka masih dianggap band medioker dengan musik death metal yang biasa-biasa saja, maka No Truth Found termasuk sukses menjungkirbalikkan hipotesa tersebut. Sejak itu, Carnivored menjadi salah satu band yang layak diperhitungkan di jagad musik metal domestik. Mereka menyerbu dengan aneka riff distortif dan ketukan drum hyperblast yang berkelindan dengan erangan vokal yang menyalak baik. Saya suka dengan mutu produksi rekamannya yang tight. Juga kelihaian lirikus Carnivored dalam membangun isu sosial politik yang klop dengan lirik dan imej artwork di album terakhirnya itu. Konon, Carnivored baru bikin demo materi musik terbaru dan siap melepas album lagi tahun ini. Lagu-lagu mereka mungkin bisa jadi kumpulan amunisi yang dahsyat jika kuping anda akrab dengan nada-nada ekstrim dari daratan Polandia atau pesisir Florida. Bayangkan musik death metal dalam tempo cepat yang padat akan riff gitar yang thrashy dan groovy, serta ketukan blastbeat yang rapat. Saya yakin, kita masih akan mendapatkan yang sebrutal itu dari band asal Tangerang ini.

Simak album No Truth Found (2014) di sini:

Samack lahir dan tumbuh di kota Malang. Sempat menerbitkan Mindblast Fanzine (1996-1998) dan situs musik Apokalip (2007-2010). Tulisannya seputar musik dan budaya pop pernah dimuat di Jakartabeat, The Metal Rebel, Rolling Stone Indonesia, Vice Indonesia, Warning Magz, Whiteboard Journal, GeMusik, serta berbagai media lainnya. Sesekali menjadi editor untuk sejumlah buku dan penerbitan. Saat ini beraktivitas di bawah institusi Solidrock serta mengelola distribusi rekaman bersama @demajors_mlg.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner