Mengurai Mimpi dari Soreang ke Jerman (Bagian Satu)

Mengurai Mimpi dari Soreang ke Jerman (Bagian Satu)

Belantara


Foto didapatkan dari Belantara

Ada berapa banyak band so-called stoner rock, heavy rock atau sludge metal di sekitar kita yang ternyata musiknya gitu-gitu saja?! Mereka yang sekedar “merampok” dasar-dasar riff Black Sabbath dan High On Fire atau berlagak mau jadi (the next) Seringai dan Komunal? Iya, memang banyak. Sulit menghitungnya lagi. Sampai kita bosan dan mulai susah membedakannya lagi satu sama lain. Mungkin mereka datang terlambat dan tidak punya formula (baru) yang cerdik. Sori. Namun, tidak demikian dengan Belantara. Dari albumnya yang bertajuk Communion, saya masih bisa mendengar eksplorasi yang unik dan baru. Mereka mampu meracik musik atas nama warisan nada-nada pionir yang disebutkan tadi, ditambah dengan gairah Mastodon dan keluwesan Baroness. Lantas berani menyelipkan nuansa tribal yang arif dan teatrikal. Belantara sudah menyajikan heavy metal yang ditaburi irisan sludge yang liat dan progressive rock yang penuh corak. Mereka bahkan nekat bertualang masuk hutan yang bernuansa tropis – alih-alih terjebak di tengah padang rumput selatan Amerika. Semoga anda paham apa yang saya maksud.

Simak video musik “Communion” di sini:

Samack lahir dan tumbuh di kota Malang. Sempat menerbitkan Mindblast Fanzine (1996-1998) dan situs musik Apokalip (2007-2010). Tulisannya seputar musik dan budaya pop pernah dimuat di Jakartabeat, The Metal Rebel, Rolling Stone Indonesia, Vice Indonesia, Warning Magz, Whiteboard Journal, GeMusik, serta berbagai media lainnya. Sesekali menjadi editor untuk sejumlah buku dan penerbitan. Saat ini beraktivitas di bawah institusi Solidrock serta mengelola distribusi rekaman bersama @demajors_mlg.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner