Mengurai Mimpi dari Soreang ke Jerman (Bagian Dua)

Mengurai Mimpi dari Soreang ke Jerman (Bagian Dua)

Kolom kali ini masih lanjutan soal profil singkat para finalis W:O:A Metal Battle Indonesia 2019, jelang penampilan mereka pada panggung Final Show di Soreang...

Melanjutkan apa yang sudah saya ulas pada seri pertama kolom ini kemarin, masih ada sisa lima nama finalis W:O:A Metal Battle Indonesia (WMBI) 2019 yang perlu dibongkar. Sebelum menuju ke sana, perkenankan saya untuk sedikit bercerita dulu…

Kebetulan tahun lalu, saya menjadi salah satu juri WMBI 2018 – bersama Dadan Ketu (Manajer Burgerkill), John Resborn (The Metal Rebel) dan Sascha Jahn (Metal-Battle Headquarter). Jadi, paling tidak saya agak tahu bagaimana repotnya tim juri bersama Steering Committee (Ebenz, Kimung dan Man) saat menangani konsep serta proses penilaian untuk ajang kompetisi musik yang serius seperti WMBI ini.

Sejak tahap seleksi dari ratusan band menuju ke 30 Besar itu sudah cukup melelahkan. Kuping kami kudu rela dihajar ribuan lagu karya para kontestan. Kami menyimak semuanya satu-persatu – bahkan kalau perlu harus diputar ulang lagi supaya lebih meyakinkan. Tentu, butuh speaker atau headset yang bagus dan ramah di telinga untuk pekerjaan ini. Apalagi, musiknya khan tidak ada yang “lembut”, hampir semuanya keras dan ngebut. Sampai-sampai ada guyonan di antara kami, “Wah, siap-siap aja abis gini kita semua perlu ke dokter THT nih!”

Selain itu, kami juga kudu menonton video band-band itu di YouTube dan berselancar menengok aktivitas mereka di media sosial. Mencoba cari tahu lebih detil lagi soal sepak terjang dan pencapaian musikal mereka melalui internet. Memang butuh waktu berhari-hari serta malam-malam yang panjang untuk menuntaskan itu semua.    

Setelah ketemu 30 Besar, bukan berarti tugas kami jadi lebih gampang. Mencari beberapa nama untuk 10 Besar itu sungguh bikin stres. Lha wong kualitasnya hampir sama semua. Untuk itu, kami kudu duduk bareng dan berdiskusi hebat. Mendengarkan kembali lagu-lagu dan video mereka. Setiap diskusi kadang diselingi debat dan adu argumen. Kadang beberapa kesepakatan dan keputusan baru bisa diambil pada detik-detik terakhir, setelah mencapai deadlock. Memang banyak pertimbangan untuk memutuskan siapa saja nama-nama yang layak menjadi 10 Besar dan melaju ke babak Final Show.

And the rest is a history, as we knew it…

Seru dan menegangkan? Iya. Menyenangkan? Tentu saja. Jujur, banyak pelajaran yang kami dapat dari ajang kompetisi dan proses penjurian seperti itu. Saya akui pernah belajar banyak dan mendapat pengalaman yang seru dari sana.

Tahun ini saya rasa prosesnya masih sama. Bahkan bisa jadi lebih ketat dan berat. Sekarang sudah terpilih 10 nama untuk babak Final Show WMBI 2019. Tentunya mereka semua adalah band-band terbaik dengan kualitas, kesempatan dan peluang yang sama. Para juri sudah pasti akan menilai secara obyektif dan bakal memutuskan dengan fair. Panggung di Soreang pada akhir pekan ini yang nantinya akan menentukan siapa yang paling siap dan paling layak untuk berangkat mewakili Indonesia ke Jerman.     

Rasanya tidak perlu dijelaskan lagi kalau tampil di Wacken Open Air adalah impian setiap band rock/metal manapun, di level apapun. Mulai dari Saxon, Iron Maiden, dan Slayer hingga Beside dan Down For Life sudah paham keagungan festival metal di desa kecil yang selalu digelar setiap tahun sejak 1990 itu. Jutaan umat metalhead di dunia pun mengamini jika Wacken Open Air adalah tanah suci atau “Mekkah”-nya kebudayaan heavy metal bagi mereka – yang wajib dikunjungi sekurang-kurangnya sekali seumur hidup.   

Beberapa hari lagi, mimpi itu bisa menjadi kenyataan bagi salah satu dari finalis WMBI 2019. Kemarin sudah saya ulas lima nama pertama, berikut profil lima nama sisanya komplit dengan gambaran umum musik mereka.

So get ready to rumble, metalheads!…

Samack lahir dan tumbuh di kota Malang. Sempat menerbitkan Mindblast Fanzine (1996-1998) dan situs musik Apokalip (2007-2010). Tulisannya seputar musik dan budaya pop pernah dimuat di Jakartabeat, The Metal Rebel, Rolling Stone Indonesia, Vice Indonesia, Warning Magz, Whiteboard Journal, GeMusik, serta berbagai media lainnya. Sesekali menjadi editor untuk sejumlah buku dan penerbitan. Saat ini beraktivitas di bawah institusi Solidrock serta mengelola distribusi rekaman bersama @demajors_mlg.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner