Menguak Esensi Humor Pada Musik (Pop) Punk Rock
Pada masa yang hampir bersamaan, muncul band-band punk macam The Dickies yang tema lagu-lagunya memang sengaja menjauhkan stereotip politikal dari musik punk. Hal itu bukanlah isapan jempol belaka, mengingat album The Incredible Shrinking Dickies milik The Dickies membuktikan bahwa topik lagu punk itu bisa dibawa ke ranah yang lebih ringan dan malahan lucu. Beberapa dekade kemudian pun mulai banyak band-band punk yang memasukan unsur humor ke dalam lagunya secara lebih gamblang dan tanpa kompromi akan citra serius dari musik punk. Misalnya Descendents yang terkenal dengan menulis lagu tentang kentut di lagu “Enjoy!”, atau The Vandals yang menulis tentang mengencingi makanan di kantin, sebagai tindakan anarki di lagu “Anarchy Burger”. Dan tentunya setelah adanya band-band punk yang makin berani untuk membuka sisi konyol pada dirinya, band-band pop punk konyol ala Blink pun merasa kalau menjadi konyol dan bermain musik punk itu keren. The rest is history.
Kalau ditelaah lebih seksama, sebenarnya humor-humor yang ditampilkan oleh beberapa band punk di fashion dan statement mereka bisa dianggap sebagai bentuk opini mereka terhadap sebuah topik yang dikemas sesuai dengan kepribadian band-nya. Let’s say, ketika ada Propagandhi yang menyuarakan lantang akan protes dan segala kecarutmarutan politik secara lugas lewat lirik lagunya, ada NOFX atau The Vandals yang sama-sama punya lagu super politikal tapi dikemas dengan narasi dan diksi yang kocak nan absurd. Pendekatan semacam itulah yang menjadikan humor sebagai ujung tombak dalam musik ini. It’s all about approach, friend.
Comments (0)