Mendengarkan Kembali Album Koil - Megaloblast Yang Berusia 17

Mendengarkan Kembali Album Koil - Megaloblast Yang Berusia 17

Saya pertama kali mengenal Koil saat mereka merilis album pertamanya di akhir 90an. Saat itu kasetnya saya beli secara acak di toko kaset. Dulu saya banyak menghabiskan waktu bolak-balik ke toko kaset karena penasaran akan musik-musik menarik, terutama rock. Akhir 90an ragam musik rock barat mulai menarik perhatian saya. Berbagai genre rock hingga metal sempat memenuhi rak kaset di rumah. Tak lama setelah itu geliat rock lokal pun mulai muncul melalui rilisan dalam bentuk kaset di toko-toko kaset, dan langsung menarik perhatian saya.

Salah satu yang tidak bisa dilewatkan adalah ketika menemukan album pertama Koil di rak toko kaset, dengan kovernya yang beraura gelap itu, diantara kover-kover lain yang cerah berwarna-warni. Album perdana Koil itu berjudul Koil alias self titled, dan langsung menjadi favorit saya. Ada lagu “Murka” dengan lirik tentang hiu dan karang laut selatan, lalu ada  lagu “Hujan” yang sentimentil. Serta lagu “Dengekeun Aing”, yang berisi amarah kepada matahari, dan meminta bulan untuk datang lagi menggelapkan bumi. Aneh banget.

Semakin aneh ketika saya kuliah di Bandung awal 2000, dan menemukan baligo berukuran gigantik yang mempromosikan album kedua mereka Megaloblast, dipasang di pinggir jalan Dago di pertigaan patung tukang ledeng, dekat Bandung Indah Plaza. Saat itu tahun 2001, band macam apa yang mempromosikan album menggunakan baligo sebesar setan?

Album Megaloblast hype-nya sangat gila pada saat itu. Terdakwanya adalah MTV Indonesia, yang sering memutarkan video klip “Mendekati Surga”. Sebuah video klip yang terbilang sangat brutal pada saat itu. Video itu memperlihatkan sebuah gigs dengan ratusan penonton yang seperti kesetanan menanggapi Koil yang sedang manggung. Menyanyi bersama, moshing, melakukan stage diving dan crowd surfing. Vokalisnya pun tampil membelakan mata, dengan rambut panjang gimbal, kostum kulit, aksesoris metal, sepatu boots tinggi runcing-runcing, dan bernyanyi kesetanan. Untuk awal tahun 2000 video klip itu sangat absurd dan brutal. Karena saat itu kami tengah dibuai oleh videoklip yang berwarna warni nan ceria, dengan band yang tampan serta model video klip yang cantik.

Album Megaloblast buat saya pribadi sudah sangat menawan dari berbagai sisi. Terlebih karena saat itu saya menikmati album ini dalam bentuk kaset. Kovernya dominan putih dengan wajah perempuan seksi tapi sekaligus menyeramkan. Ketika membalik kasetnya, kita akan menemukan judul-judul lagu yang provokatif. Lebih spektakuler lagi saat kasetnya diputar. Musik rock industrial dengan bebunyian mesin dan sampling di sana-sini, dibalut oleh riff-riff gitar distorsi/fuzz, dan melodi vokal catchy. Sound mereka sangat berbeda dari semua band rock Indonesia saat itu -belakangan saya paham kalau musiknya rock industrial/gothic-. Lalu lembaran dalam kover sampul album berisi foto perempuan berciuman dengan perempuan, ditambah membaca lirik-lirik yang berbicara soal kepercayaan, dosa dan surga, kegelapan, rasa takut dan kesepian lengkap. Pengalaman yang aneh. Serasa orgasme audio dan visual.

Konsep album Megaloblast ini begitu dahsyat baik dari musik, sound, lirik serta live-nya, dengan ditunjang oleh konsep penampilan kostum panggung yang didominasi oleh pakaian gothic hitam-hitam berbahan kulit dan lateks, aksesoris besi, sepatu boots yang sampai kini tidak bisa ditandingi oleh siapapun. Bahkan saat itu sempat menginspirasi beberapa band pop maupun rock lokal lainnya untuk berdandan seperti mereka. Meskipun kemudian di era album berikutnya, Blacklight Shines On (2007), Koil meninggalkan kulit dan lateks, dengan menyederhanakan outfitt manggung mereka, meski masih tetap menjaga kadar ekstravagansa outfit-nya.

Karena kesuksesannya, album ini kemudian dirilis ulang oleh Alfa Records dua tahun kemudian, tepatnya di tahun 2003, dengan sampul album berwarna hitam. Dengan jangkauan distribusi yang lebih luas album ini mendapatkan sambutan yang gila dari sisi penjualan, sehingga membawa Koil ke pendengar dan khalayak umum. Dua video klip berkonsep kuat lainnya pun menyusul, melengkapi image sebagai band yang fashion nya kuat secara visual, “Dosa Ini Takan Pernah Berhenti”, dan “Kesepian Ini Abadi”. Total 3 video klip Koil dari Megaloblast dikerjakan oleh teman sepermainan mereka, Cerahati.

Megaloblast masuk ke dalam daftar 100 Album Indonesia Terbaik, dan lagu “Mendekati Surga” masuk ke dalam daftar 150 Lagu Indonesia Terbaik versi majalah Rolling Stone Indonesia. Single “Mendekati Surga” tentu sangat berjasa membawa Koil ke tingkatan berbeda. Permintaan diputarnya video klip lagu itu di MTV Indonesia sangat tinggi, bahkan konon melampaui video klip Linkin Park pada saat itu. Lagu itu kemudian juga heavy rotation di banyak radio mainstream Jakarta. Puncaknya adalah ketika Koil diundang diundang tampil di MTV Indonesian Music Awards 2003. Dan seperti diceritakan Otong saat itu, ketika Koil turun panggung adalah momen yang menyadarkan mereka bahwa mereka sudah seterkenal itu, terutama di kalangan selebriti ibu kota dan para foto model cantik. Sehingga ke depannya setiap panggung Koil di Jakarta selalu dipenuhi oleh foto model-foto model cantik.

Lagu “Mendekati Surga” tentu saja adalah lagu paling popular, dan berjasa membawa mereka ke jenjang lebih tinggi. Meskipun begitu masih banyak lagu-lagu menarik Koil lainnya, seperti “Semua Ini Hanya Fashion” (relevan dalam berbagai kondisi termasuk politik saat ini), “Dosa Ini Tak Akan Berhenti”, yang riff gitarnya dipengaruhi oleh N.I.B. nya Black Sabbath, “Rasa Takut Adalah Seni”, tentang pengkultusan rasa takut menjadi lagu yang sangat keren. Simak juga khotbah di akhir lagu “Kita Dapat Diselamatkan” ketika musik di lagu ini berhenti sesaat: “sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehNya kita dapat diselamatkan” Kemudian riff gitar sangat catchy menghajar outro lagu ini hingga selesai.

Dua tahun lalu di 2016 album ini sempat dirilis dalam bentuk vinyl dalam kemasan spesial. Dalam format vinyl putih, dobel gatefold, dan dengan kualitas sound yang terjaga, serta tentu saja karena dalam format vinyl : sound yang lebih menggelegar. Kini semua pernak-pernik album Megaloblast menjadi barang incaran kolektor, dan dihargai cukup tinggi sebagai bukti bahwa album ini adalah salah satu artefak rock Indonesia paling berharga, dari era milenium awal.

Selamat ulang tahun ke 17, Megaloblast!

Anto Arief

Vokalis/gitaris 70sOC dan penjaga konten Pophariini.com. Suka membaca tentang musik, tentang subkultur anak muda dan sangat gemar menonton film.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner