Kiat Membuat Lagu Enak a la Is

Kiat Membuat Lagu Enak a la Is

Meracik Bunyi yang Enak

Kurang lebih sama ketika kita mau memperkaya perbendaharaan kata dan rasa supaya bisa menulis lirik yang enak, supaya bisa meracik bunyi-bunyian yang enak, kita harus lebih banyak mendengar. Ini hal fundamental yang sering dilupakan ketika bikin lagu, terutama bagi yang sedang belajar bikin lagu dan yang ingin terjun sebagai musisi profesional. Mereka suka lupa bahwa hal mendasar dari belajar musik adalah mendengarkan.

Ketika kita bisa mendengarkan dengan seksama, dengan rasa, hasrat dan perhatian penuh yang tertuju saat sedang menyimak karya, maka akan timbul kesan, keterikatan dan ketertarikan. Kesan yang timbul itu kita rekam baik-baik, entah itu berupa formulasi chord, pola ritmik, ketukan, dan nuansa-nuansa yang hadir selama mendengarkan lagu. Kesan yang terikat kuat akan menggugah kita untuk mengeksplorasi bunyi lebih jauh lagi. Caranya dengan belajar tangga nada dan memperbanyak perbendaharaan chord melalui mendengar berbagai macam jenis musik. Lebih banyak bahan berarti lebih banyak peluang memasak sesuatu yang baru bukan?

Saya pun pernah terjebak menulis chord yang itu-itu saja. Mungkin enak, tapi ya itu-itu saja, tidak berkembang, lama-lama jenuh. Oleh sebab itu akhir-akhir ini saya berusaha lagi mendengarkan musik-musik yang dulu pernah saya dengar, saya suka, bahkan musik yang tidak saya suka supaya perbendaharaan chord saya bertambah.
 

Jadilah Diri Sendiri

Penulis dan musisi favorit mungkin memengaruhi cara kita berkarya, tapi tetaplah menjadi diri sendiri. Maksudnya, dari kata, nada, dan rasa yang kita punya, berkaryalah dengan segenap wawasan dan kemampuan yang kita punya. Apa yang mampu kita ciptakan, kita tulis dan kita bawakan di depan pendengar itulah sebenarnya diri kita. Jangan jadi individu di luar itu, kecuali dalam rangka menciptakan musik eksperimental yang sama sekali lain dari kebiasaan dan keahlian kita, atau dalam rangka mencari format bermusik yang lebih baik.

Penting untuk berkarya dengan jujur supaya ada ciri khas yang muncul dalam karya kita, yang membuat pendengar bisa langsung mengenali siapa yang membuat karya. Meski sebenarnya sulit untuk mengukuhkan orisinalitas ciri khas kita, mengingat tidak ada satupun hal di dunia ini yang benar-benar baru. Terutama di hari-hari belakangan ini di mana kebanyakan orang hanya meramu apa yang sudah ada demi menciptakan rasa yang baru. Rasa yang sudah ada diperkaya dengan aksen, gestur, dan gaya tertentu kemudian jadilah rasa yang sepenuhnya baru dan berciri kuat khas peramunya.


Ekspresikan dengan Optimal

Saat menyajikan karya ekspresikan karya dengan optimal melalui mimik, gaya dan gestur. Ekspresi yang mudah ditangkap indera, mudah dibaca dan dicerna penonton akan menentukan sejauh apa kita bisa memberi pengaruh kepada orang yang mendengarkan karya kita. Ekspresi yang kita buat saat menyajikan karya akan mengajak para pendengar untuk menyelam lebih jauh pada makna yang kita ciptakan, dengan kata lain kita membantu penikmat karya untuk menghayati pesan yang berusaha kita sampaikan dalam karya.


Setelah menjalankan langkah-langkah di atas tadi, jangan lupa untuk tetap berlatih hal teknis. Bukan sekadar berlatih musik, tapi juga berlatih menulis agar kata dan rasa terasa mulus mengalun dan mengalir. Dari situ kemudian kita bisa menakar dan menilai apa karya yang kita buat sudah cukup baik atau belum. Karya yang sehat adalah karya yang melalui proses yang sehat: ditulis, didengarkan, dinyanyikan berulang, lalu diresapi. Akan lebih baik bila direkam, sebab momen pada saat mencipta, membawakan, dan mendengarkan adalah momen-momen yang berbeda. Masing-masing momen mengandung rasa yang berbeda. Bila sudah merasa puas melewati ketiga momen tadi maka kita bisa ukur apakah karya tersebut adalah karya terbaik yang tercipta dari yang kita miliki.

Pusakata adalah proyek solo dari Mohammad Istiqamah Djamad atau yang akrab disapa Is, pria kelahiran Makassar, 24 Januari 1984. Ia adalah seorang penyanyi, pemain gitar sekaligus pencipta lagu. Ketertarikannya pada dunia seni sudah dimulai sejak ia kecil, tak hanya di bidang musik tapi juga di bidang teater dan tari.

Namanya melambung sejak Is berjalan bersama Payung Teduh sebagai vokalis dan gitaris. Ia dikenal lewat karakter suaranya yang khas ditambah kemampuannya yang mumpuni dalam bermain gitar dan merangkai kata. Kini, Is memutuskan untuk berkarir solo dengan nama Pusakata, ditemani The Panganans sebagai band pengiringnya. Pusakata sudah melahirkan beberapa lagu dan satu buah album berjudul Dua Buku.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner