Ketahuan Lip Sync, Anjinc!

Ketahuan Lip Sync, Anjinc!

Sumber foto: cbcmusic.ca, loudwire.com, dan kompas.com.

Ada paling tidak dua sosok yang gemar lari dari tanggung jawab, memilih mencuci tangan, ketika diminta bersikap tegas, menolak menjawab lugas. Yang pertama orang Indonesia: Ebiet G Ade. Yang kedua duo berkebangsaan Jerman: Milli Vanilli.

Coba rangsek mas Ebiet. Mintai dia pendapat tentang sesuatu, responsnya pasti ngambang: tanyakan saja pada rumput yang bergoyang. Sementara Milli Vanilli malah menghindar seraya menyalahkan hujan: blame it on the rain.

Padahal yang pantas didakwa ya mereka sendiri, Fab Morvan dan Rob Pilatus, pasangan ganda Milli Vanilli.

Oh. Aduh. Pantas divonis bersalah? Kenapa?

Itu akibat “tindak kriminal” yang mereka lakukan. Milli Vanilli tertangkap basah menipu, berlagak bersenandung padahal hanya menggerak-gerakkan bibir menyesuaikan dengan lirik, pada 21 Juli 1989. Fab dan Rob sedang tampil live di acara MTV di Danau Compounce, Connecticut, Amerika Serikat. Saat membawakan tembang “Girl You Know It’s True” akal bulus itu terungkap. Entah pita kaset entah cakram digital yang digunakan, namun yang pasti di pertengahan ngadat, mengulang-ulang bagian “Girl you know it’s, girl you know it’s…”. Milli Vanilli berusaha tenang, terus “menyanyi” dan berdansa. Karena repetisi tak kunjung berhenti, Milli Vanilli jelas malu kolosal, langsung lari ke belakang panggung. 

Downtown Julie Brown dari MTV meminta mereka kembali ke panggung. Tapi Milli Vanilli ogah menyanggupinya. Malah memutuskan menutup lembaran Milli Vanilli. “I quit,” kata Rob.

Ada lagi perbuatan tercela sejenis yang ke-gap publik.

Ashlee Simpson pada 2004 di acara tv SNL. Ia dan musisi pengiringnya berlagak hendak tampil live. Tapi ternyata operatornya agak grasa-grusu. Lagu yang dinyalakan salah, bukan yang hendak didendangkan Ashlee. 

Whitney Housten di ajang Superbowl, 1991. Ia hanya menggerak-gerakkan bibir, tidak benar-benar bernyanyi. Almarhumah memang telah merekam suaranya sebelumnya. Barangkali ia mencoba menghindari kemungkinan buruk terjadinya kekeliruan teknis dalam acara semegah Superbowl.

Manuver bibir maju/mundur/manyun/monyong/memble yang seolah-olah menyanyi itu disebut dengan “lip synchronization” atau lebih populer dengan “lip sync” saja. Sinkronisasi bibir. 

Tindakan lip sync ini merupakan hal yang lumrah terjadi di bisnis musik. Terutama dalam video klip serta konser musik di televisi. Atau film musikal seperti Bohemian Rhapsody. Sink bibir sengaja dipraktikkan kerap sebagai langkah antisipasi agar pertunjukan berjalan sempurna, sengkarut suara bisa ditekan minimal. Sebisanya hingga titik nol. 

Nah, di sinilah mulai munculnya masalah. Sering kali pementasan musik di televisi mengundang debat panas antara produser acara dengan artis penampil. Sang produser meminta (baca: bersikeras) lip sync saja. Alasannya kuat: agar tayangan kesenian tanpa cela. Sementara para penampil merespons negatif (gestur: mendesis bengis atau mengaum setengah mengancam). Dalihnya solid: kami bukan boneka. Yang lebih idealis bakal bilang bahwa lip sync haram, menyalahi nilai dasar berkesenian.

Rudolf Dethu memiliki beragam profesi. Mulai dari manajer band, penulis buku, jurnalis, pengamat musik, aktivis gerakan sosial kemasyarakatan, koordinator program kesenian, sempat menjadi penyiar radio cukup lama, pun menyandang gelar diploma di bidang perpustakaan segala.

Pernah ikut menyelenggarakan salah satu festival industri kreatif terbesar di Indonesia, Bali Creative Festival, selama 2 tahun berturut-turut, namanya mulai dikenal publik setelah turut berperan membesarkan Superman Is Dead serta Navicula.

Belakangan ini Dethu disibukkan utamanya oleh 3 hal. Pertama Rudolf Dethu Showbiz, band management yang mengurusi The Hydrant, Leanna Rachel, Manja, Athron, Leonardo & His Impeccable Six, Negative Lovers, dan Sajama Cut. Kedua Rumah Sanur - Creative Hub di mana ia menjadi penyusun program pertunjukan musik dan literatur. Ketiga MBB - Muda Berbuat Bertanggungjawab, forum pluralisme yang mewadahi ketertarikannya pada isu kebinekaan dan toleransi.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner