Hati (ke) Hati

Hati (ke) Hati

Foto di atas didapatkan dari akun Instagram @risa_saraswati, sudah mengalami proses editing.

Hai, apa kabarmu? Sudah beberapa hari ini bergelut dengan takut, was-was, dan cemas tak berujung. Tidak tahu sampai kapan, hingga rasanya membayangkan masa-masa menyenangkan pun sulit dilakukan. Belum lagi berita yang beredar di luaran sana, kebanyakan fakta namun terkadang hanya isapan jempol semata. Hampir setiap bahan obrolan, ujung-ujungnya ke situ-situ juga. Akhirnya membuatmu enggan mengajak bicara, karena hanya akan menambah beban pikiran.

“Kamu enak”, ujarmu kepadaku. Berdiam di rumah seperti ini hanya akan memperkaya diri, atas karya-karya baru yang mungkin akan tercipta. “Mereka enak”, ujarmu lagi. Karena mereka menjadi prioritas, sementara kamu tidak. Rasa optimis tiba-tiba lenyap, berpikir betapa terpuruknya dirimu dalam situasi seperti sekarang ini. Menurutmu, kamu adalah orang yang paling tidak aman di dunia ini. Ujung-ujungnya, pasrah saja lah.

Aku sekarang sedang melamun. Eh, sekarang hari apa, ya? Hari ke berapa, sih? Kok aku lupa. Wajahku tak berpoles, entahlah rasanya tak ada keinginan. Baju yang kupakai sudah tiga hari belum kuganti. Bau ketiak? Bodo amat ah, siapa peduli? Menulis cerita? Duh mana sempat, aku terlalu sibuk memerhatikan berita yang hilir mudik di segala aplikasi telepon genggam sambil menyerap segalanya sampai-sampai sepertinya sebentar lagi akan membuat kepalaku pecah.

Eh, aku sedang berbicara denganmu, ya? Kok jadi membahas diriku sendiri.

Aku sedang serba terlalu. Terlalu pusing, terlalu takut, terlalu, terlalu, terlalu, dan terlalu. Sama seperti kamu, yang sibuk bergelut dengan pikiranmu sendiri hingga tak memedulikan sekitarmu. Sama seperti kamu, mendadak menjadi sangat tidak berguna, dikalahkan oleh rasa pesimis dan takut dengan keadaan yang sedang meneror kita.

Tidak hanya aku, kamu, tapi nyatanya semua orang juga sedang mengalaminya. Tidak hanya sekeliling, bahkan seisi dunia juga merasakannya. Kita semua sedang berjuang melawan pandemi ini, berpacu dengan waktu menemukan solusinya, yang entah kapan akan berakhir. Sulit rasanya mengingat hal-hal baik, karena pikiran buruk sudah terlanjur menguasai isi kepala. Mencipta bulir-bulir keringat dingin saat mengingatnya.

Partime singer, partime writer, & partime ghosthunter.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner