Gemuruh Musik Pertiwi

Gemuruh Musik Pertiwi

1984 – Dystopia

Terlepas cetakan versi mana buku 1984 yang anda miliki, album seperti ini tetap perlu dinikmati. Nama band ini memang diambil dari judul buku klasik karangan George Orwell. Titel albumnya pun merujuk ke buku itu juga. “Tema dasar liriknya memang diambil dari isi buku 1984,” ujar vokalis Monox kepada saya, tempo hari. Kaset rilisan Tarung Records dan Broken Noise Records (S’pore) ini memuat lima nomor – termasuk satu lagu kover “Digging Grave” dari The Ugly. Setiap lagu menyertakan eksplanasi lirik di sampulnya. A good thing. Kuartet D-Beat asal Pandaan/Malang ini melesatkan irama hardcore/punk dengan satu baris daftar pustaka esensial bagi dunia yang diliputi gejala distopia.  

 

Antiphaty – “Last Breath”

Unit punk veteran asal Malang ini seakan tidak pernah mengendurkan tali sepatunya. Setelah berkarir lebih dari 20 tahun, Catur dkk berlari makin kencang dan selalu siap menendang. Single barunya “Last Breath” cukup membuktikan ambisi tersebut. Mereka menggeber punk/crust yang bertenaga komplit dengan distorsi dan blastbeat yang mengerikan. Liriknya mengindikasikan kalau Antiphaty tidak akan menyerah atau berhenti, hingga titik darah dan nafas penghabisan. Konsep story telling di videonya juga menggambarkan hal itu. Antiphaty sudah bersiap merilis mini album dalam waktu dekat. Konon titelnya adalah Beast The Bastards, yang sudah cukup menjelaskan kepada siapa mereka berhutang energi dan inspirasi. Waspadalah.

 

Avhath – The Avhath Rites

Dua tahun setelah rilisan terakhirnya, kuintet hardcore/metal asal Jakarta melepas mini album The Avhath Rites tepat di hari pertama bulan Februari 2019. Sebelumnya, sempat muncul single “The Annual Horrors” yang katanya merekam lika-liku masyarakat modern yang selalu digasak akan realita hidup dan diperkosa kebutuhan. The Avhath Rites memang terdengar keras sekaligus melodius dalam takaran yang gelap, plus dilingkupi nuansa ambience di sana-sini. Entah kenapa album seperti ini tampaknya cocok diputar sembari melibas perjalanan pulang selepas lembur yang tidak manusiawi di kantor anda yang mentereng. Bisa itu di Kemang atau di Sudirman. Jakarta after midnight need this sonical and lunatic stuffs!

 

Disinfected – “Sosioskizofrenia”

Monster death metal ini akhirnya kembali ke gelanggang. Tampaknya, mereka masih mengusung tema-tema kebrutalan yang sarat akan metafora darah dan daging. Zombi dan koruptor. Horor dan juga gore. Single perdana “Sosioskizofrenia” cukup menantang kuasa. Dibangun oleh riff gitar warisan ‘sekolah tua’ dan vokal deep growl yang menakutkan. Komposisi yang rapat dan beringas. Sekilas ini bikin hangat hati para penggemar Cannibal Corpse, Broken Hope, atau Suffocation. Album Hordes of the Infected segera dilepas dalam waktu dekat dan katanya butuh bimbingan Orang Tua.

Breaking News: Oya, sebentar. Beri apresiasi dulu bagi Seringai, Taring, Insanity, Revenge The Fate, dan Navicula yang bakal rame-rame melawat ke Jepang dan tampil dalam Everloud Fest vol.3 di Tokyo, 20 April 2019. Kabar lain, kompetisi Wacken Metal Battle Indonesia 2019 sudah dibuka dan siap memilih satu band cadas terbaik untuk diterbangkan ke Wacken Open Air di Jerman. Cek infonya di sini.

 

Disposed – Penumbra  

Di album ini, Disposed meramu musik death metal dengan kepekatan hardcore yang paling gelap. Bayangkan komposisi ala Bolt Thrower dalam versi yang lebih rusuh. Hingga kadang gitarisnya desersi dan meminjam riff klasik dari Swedish Sound yang paling purba (Oke, kumpulkan Nihilist sampai Dismember!). Musik seperti ini memang tidak ada terang-terangnya. Gelap saja dari awal sampai akhir. Vokalnya lantang memuntahkan rima yang sarat amarah hingga kecemasan. Penumbra bak kanvas hitam polos yang hanya perlu goresan putih tipis, dan sedikit bercak merah. Sekelam itu. Bengis.   

Samack lahir dan tumbuh di kota Malang. Sempat menerbitkan Mindblast Fanzine (1996-1998) dan situs musik Apokalip (2007-2010). Tulisannya seputar musik dan budaya pop pernah dimuat di Jakartabeat, The Metal Rebel, Rolling Stone Indonesia, Vice Indonesia, Warning Magz, Whiteboard Journal, GeMusik, serta berbagai media lainnya. Sesekali menjadi editor untuk sejumlah buku dan penerbitan. Saat ini beraktivitas di bawah insitusi Solidrock serta mengelola distribusi rekaman bersama @demajors_mlg.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner