Fashion Sebagai Identitas Subkultur

Fashion Sebagai Identitas Subkultur

Words: Angkuy

Di ‘abad gaya hidup’ penampilan adalah segalanya. Jadi inget Erving Goffman di bukunya yang berjudul The Presentation of Self in Everyday Life tahun 1959; paling utama dari kehidupan sosial terdiri dari penampilan teatrikal yang diritualkan, yang kemudian lebih dikenal dengan pendekatan dramaturgi (dramaturgical approach). Pentingnya gaya bagi beberapa orang ini memang munculin tren-tren baru, apalagi dalam dunia fashion yang udah ngebangun dan ngembangin gaya hidup masyarakat. Liat deh sekeliling kita, udah banyak banget yang ‘gaya’ kan?.

Tampilan luar dengan referensi fashion ini memang jadi hal yang diutamakan untuk berinteraksi sosial. Hal-hal permukaan akan menjadi lebih penting daripada substansi. Gaya dan desain menjadi lebih penting daripada fungsi. Gaya menggantikan substansi. Kulit akan mengalahkan isi. Pemasaran penampakan luar, penampilan, hal-hal yang bersifat permukaan atau kulit akan menjadi bisnis besar gaya hidup.

Namun, tentu saja tidak hanya itu, ada alasan lain pastinya yang membuat orang-orang ini bergaya. Fashion itu mampu berkomunikasi lho. Fashion dan pakaian itu termasuk ke dalam bentuk komunikasi non-verbal karena tidak menggunakan kata-kata lisan atau tertulis. Nah yang paling menarik, ada pembentukan identitas sosial juga di dalamnya. Jadi ya fashion sering digunakan buat nunjukin nilai sosial atau status, dan orang biasanya membuat penilaian terhadap nilai sosial atau status orang lain itu juga berdasarkan apa yang dipakai orang tersebut. Pengen dianggap jadi eksekutif muda misalnya? Pake jas dan pakaian rapih aja ke mall, pasti diladenin dengan baik oleh penjaga toko. Pengen terlihat anak ’kaya’? nyewa mobil mahal aja terus jalan-jalan, atau yang cewe sekarang bisa nyewa tas-tas mahal juga kan buat pergi arisan atau kondangan. Semua bisa dibentuk demi image dan status sosial lewat penampilan kita. 

Klise ya? Tapi emang kadang kita juga jadi korbannya juga. Beda cerita soal fashion subkultur. Ada pesan tertentu kenapa anak metal pake baju-baju hitam, kenapa anak punk di mohawk, kenapa skinhead pake boots dan lain-lain. Sampai saat ini scene anak muda di Kota Bandung masih terus tumbuh untuk terus melengkapi pola perkembangannya dengan wajah dan berbagai versinya yang baru. Jangan kaget kalau tiba-tiba ketemu dengan sekelompok anak muda dengan gaya yang identik dengan gaya anak muda di belahan dunia yang lain. Namanya juga anak muda, dengan beragam fashion-nya itu selalu jadi perhatian yang menarik karena memiliki sifat yang dinamis, terbuka dan cenderung memiliki sifat yang idealis.

Fenomena tersebut tampak jelas dalam suatu ranah kultur yang memiliki karakteristik yang beda. Mereka memiliki kecenderungan untuk membedakan diri dari kultur yang dominan, bahkan memiliki ciri atau ke-khasan tersendiri sebagai suatu ’perlawanan’ terhadap kultur yang dominan. Suatu kultur yang seperti ini biasa disebut sub-kultur.

Pakaian dan fashion sering digunakan untuk menunjukkan nilai sosial atau status. Dalam hal ini, fashion mampu mengkomunikasikan identitas-identitas penggunanya di lingkungan sosialnya. Identitas merupakan suatu fenomena yang timbul dari dialektika antara individu dan masyarakat, di dalamnya itu pasti ada nilai atau status dan peran individu yang bisa tampak dari fashion yang muncul dalam individu tersebut. Misalnya anak muda di Kota Bandung, mereka pasti punya ciri-ciri yang secara langsung atau pun tidak langsung membedakan diri dengan anak muda di kota lain. Mereka terbedakan oleh fashion yang mengkategorikan subkultur.

Wah kalo merunut subkulturnya sih banyak banget, pakaian anak muda yang suka musik sama motor aja pasti beda. Belum lagi musik punya berbagai genre, fashion-nya beda juga. Yang suka black metal sama pop udah pasti keliatan beda gaya pakaiannya. Motor juga sama, fashion yang suka vespa sama motor sport pasti beda. Semua identitas itu dibedakan lewat fashion yang menempel di seluruh tubuhnya.

Fashion memang memiliki fungsi yang salah satunya adalah unsur komunikatif, di mana fashion menjadi pemicu pesan-pesan yang keluar dari pakaian yang dikenakannya. Pesan-pesan tersebut muncul dengan adanya kepekatan bersama dalam suatu waktu dan tempat tertentu. Pakaian yang kita kenakan mengungkapkan pernyataan. Ini terjadi karena fashion, pakaian dan busana memunculkan sistem penandaan (signifikasi) yang menjadi tempat pembentukan dan pengkomunikasian tatanan sosial. Fashion dapat bekerja dengan berbagai cara yang berbeda, namun memiliki kesamaan bahwa beberapa cara di antaranya merupakan tempat tatanan sosial yang dialami, dipahami, dan berlalu. Fashion dapat dianggap sebagai salah satu makna yang digunakan oleh kelompok sosial dalam mengkomunikasikan identitas mereka sebagai kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya.

Soal fashion dan identitas sih jadi inget tulisan Lurie di bukunya yang berjudul The Language of Clothes, dia bilang, kita semua ’berbicara melalui’ pakaian, fashion memiliki ratusan kata di dalamnya dan mampu mengekspresikan begitu banyak makna. Fashion dan komunikasi memiliki beberapa kekuatan yang diketahui publik. Seseorang mampu mengirim pesan tentang dirinya sendiri melalui fashion. Contoh sederhana yang jarang kita sadari, pakaian dipilih sesuai dengan apa yang akan dilakukan pada hari itu, bagaimana suasana hati seseorang, siapa yang akan ditemuinya dan seterusnya. Ini sih menegaskan pandangan kalo fashion dipergunakan untuk mengirimkan pesan tentang diri seseorang pada orang lain.

Bukti ini sih ditegasin juga oleh Douglas di bukunya yang berjudul The World of Goods, kalo manusia itu membutuhkan barang-barang untuk berkomunikasi dengan manusia lain dan untuk memahami apa yang terjadi di sekelilingnya. Jadi memang sebuah kebutuhan alamiah ketika kita belanja pakaian untuk tujuan-tujuan di luar fungsi, misalnya image, hingga identitas sosial tadi, dan lewat pakaian itu lah kita berkomunikasi, karena ingin menunjukannya kepada orang lain. Masa udah gaya tapi diem aja di rumah, kan sayang udah gaya.  

Sumber Foto:

www.storify.com

www.fashionandpower.blogspot.com

www.astridphotography3.wordpress.com

www.dazeddigital.com

www.ghouz08.wordpress.com

Writer
New Media Artist
Song Writer
Traveller

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner